Agen mata-mata Amerika telah mengklaim memiliki bukti bahwa pulau-pulau buatan yang dibangun China di Laut Cina Selatan telah memiliki instalasi militer.
National Geospatial-Intelligence Agency (NGA), sebuah kelompok yang berbasis di Pentagon memberikan dan menganalisis citra intelijen yang dikumpulkan menggunakan satelit. Mereka mengklaim bahwa mereka memiliki bukti bahwa upaya konstruksi Cina di Laut Cina Selatan tidak dalam kepentingan sipil.
Berbicara pada sidang Kongres baru-baru ini, kepala NGA Robert Cardillo menjelaskan bahwa badan tersebut menganlisis citra yang diambil dari satelit, dan telah melihat struktur dan peralatan militer yang setidaknya memberikan China pilihan untuk secara permanen mengirim pasukan militer di pulau-pulau teresebut.
Tanpa memberikan rincian tentang jenis peralatan yang terlihat di pulau-pulau buatan itu, Cardillo berspekulasi halitu bisa dikaitkan dengan misi pesawat control, misi handling senjata, serta penyimpanan bahan bakar penerbangan.
Carrillo menyatakan bahwa citra NGA sesuai untuk membuat penilaian tentang niat China mengenai Laut Cina Selatan.
“Kami bisa menempatkan kerangka di atas meja yang mengatakan, ‘Berikut adalah fakta-fakta di lapangan. Inilah yang terjadi dari waktu ke waktu. Berikut siapa yang paling agresif atau paling provokatif dalam pengembangan.’ Dan kemudian seseorang dapat memiliki perdebatan yang lebih tepat tentang apa tujuan di balik pulau itu.”
Citra NGA telah dimasukkan untuk pertama kalinya dalam sebuah laporan Pentagon tahunan tahun ini. Dalam laporan tersebut, pembangunan di pulau-pulau buatan China dicap sebagai “ancaman intensitas rendah.”
“Ketika selesai, pos-pos ini akan mencakup pelabuhan, sistem komunikasi dan pengawasan, fasilitas logistik, dan tiga lapangan udara,” kata laporan itu.
Mereka menambahkan hal itu akan “meningkatkan kehadiran [China] di Laut China Selatan secara signifikan dan meningkatkan kemampuan China untuk mengontrol ruang udara dan maritim di dekatnya.”
Awal tahun ini, Pengadilan Tetap Arbitrase Den Haag memutuskan bahwa China tidak memiliki hak sejarah untuk mengklaim Laut China Selatan. Beijing telah menolak keputusan pengadilan itu.