Kekuatan militer Indonesia sepertinya akan sulit bersaing dengan negara lain di tengah situasi yang tidak nyaman di kawasan Laut China Selatan. Di saat negara lain mencoba meningkatkan anggaran pertahannya, Kementerian Pertahanan Indonesia kemungkinan besar justru akan terpangkas dananya pada 2017 nanti.
Situasi ekonomi dalam negeri yang sulit memaksa Kementerian Keuangan mengusulkan pemotongan anggaran bagi Kementerian Pertahanan sebesar Rp2,5 triliun dari Rp104,4 triliun menjadi Rp 101,9 triliun di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017.
Meski diklaim pemangkasan anggaran ini tidak akan mengganggu kinerja Kemenhan, pembelian sejumlah senjata canggih kemungkinan sulit dilakukan. Kemenhan harus memprioritaskan hal-hal yang penting termasuk bencana alam dan kesejahteraan prajurit.
Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu di Gedung DPR Senin 10 Oktober 2016 mengaku optimistis pemotongan tidak akan mengganggu kinerja.
“Prioritas kami kesejahteraan, pergantian alutsista yang sudah tua, melengkapi arsenal pesawat yang kurang, contohnya bom atau rudal. Jadi tidak ada masalah,” ujar Ryamizard sebagaimana dikutip Liputan6.
Namun di bagian lain Ryamizard menuturkan kegiatan mencegah terorisme, penanggulangan bencana alam termasuk di daerah perbatasan, akan menjadi prioritas.
“[Pemotongan anggaran] untuk kegiatan yang tidak mendesak, tapi alat berat untuk bencana di perbatasan masuk kategori mendesak.”
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini juga mengatakan belum akan ada perang besar pada 1-2 tahun ke depan. Ancaman nyata seperti teroris, bencana alam itu yang didahulukan ,” ujar Ryamizard mengacu pada pengadaan senjata.
Menteri Pertahanan mengatakan memang ada pembelian alutsista tahap II termasuk jet tempur Sukhoi tetapi tidak dalam jumlah yang banyak. Lagi-lagi Menhan mengatakan prioritasnya adalah kepentingan rakyat yang didahulukan. “Kita tentara rakyar, semua yang diperjuangkan untuk rakyat dan kepentingan rakyat harus didahulukan,” tuturnya.
Kesimpulannya bingung apa yang mau dibeli karena duitnya yang cekak.