Site icon

Mulutmu Harimaumu, Posisi Trump Makin Kritis Gara-Gara Cabul

Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump dalam situasi kritis setelah menghadapi dukungan menipis dari partainya karena pernyataan cabul tentang wanita.

Tekanan terhadap Trump yang berusia 70 tahun itu dalam debat kedua akan intens. Trump tidak hanya harus menangkis serangan dari Hillary dan menjelaskan mengapa ia adalah capres yang lebih baik, dia juga harus menunjukkan permintaanmaaf untuk menghentikan lebih banyak lagi pendukung dari partai Republik yang memilih berhenti mendukungnya.

Trump sudah memiliki perjuangan yang berat untuk memenangkan Gedung Putih pada pemilu 8 November sebelum pengungkapan video pada 2005 di mana ia terdengar berbicara kasar tentang wanita.

Rekaman video itu merupakan bencana terbaru untuk Trump, yang berharap untuk menghidupkan kembali kampanyenya yang lesu dalam menghadapi penurunan dukungan dalam jajak pendapat baru-baru ini, dalam waktu kurang dari sebulan hingga hari pemilihan.

Video pada 2005 yang merekam Trump sedang berbicara di mikrofon terbuka menunjukkan bahwa dia berbicara tentang meraba-raba perempuan dan mencoba merayu wanita yang sudah menikah. Video itu direkam hanya beberapa bulan setelah Trump menikah dengan istri ketiganya, Melania.

Dalam sebuah pernyataan, Melania Trump menyebut kata-kata suaminya sebagai sesuatu yang “tidak dapat diterima dan menyinggung”.

“Video ini tidak menggambarkan orang yang saya kenal. Dia (Trump) memiliki hati dan pikiran seorang pemimpin. Saya berharap orang-orang akan menerima permintaan maafnya, seperti saya juga telah memaafkan, dan fokus pada isu-isu penting yang dihadapi bangsa dan dunia kita,” ujar Melania.

Sebuah jajak pendapat dari Reuters-Ipsos menunjukkan bahwa Hillary memimpin dengan lima poin pada Jumat, sebelum video pernyataan cabul Trump muncul. Sekarang, pertanyaannya adalah apakah semua perjuangan Trump untuk kursi presiden telah berakhir.

Situasi makin parah ketika calon wakil presiden pasangan Trump, Mike Pence, mengatakan pada Minggu 9 Oktober 2016 bahwa Trump perlu menunjukkan penyesalan atas komentar cabulnya tentang wanita.

“Kami berdoa untuk keluarganya dan berharap ada kesempatan untuk menunjukkan apa yang ada di hatinya saat ia berjalan di depan bangsa ini besok malam,” kata Pence dalam sebuah pernyataan.

Krisis telah menempatkan Komite Nasional Partai Republik di tempat yang ketat dengan waktu kurang dari sebulan sampai menuju hari pemilihan pada 8 November.

Trump harus mengundurkan diri dari nominasi capres untuk memungkinkan para pemimpin partai Republik untuk memilih penggantinya. Namun, pengusaha New York itu tidak menunjukkan tanda-tanda mundur meskipun seruan mundur dari para pemimpin Republik semakin meningkat untuk membiarkan Pence menjadi calon presiden pengganti.

“Media dan perkembangan yang ada amat sangat menginginkan saya keluar dari pertarungan – saya tidak akan pernah keluar dari pertandingan, tidak akan pernah mengecewakan pendukung saya!,” kata Trump di akun media sosial Twitter dari Trump Tower pada Minggu di New York.

Kontroversi terbaru itu menambahkan aroma ketidakpastian untuk acara debat capres AS yang akan berlangsung di Washington University di St Louis Minggu waktu setempat.

Dalam debat pertama, pada 26 September, Trump berulang kali berada pada posisi defensif melawan komentar Hillary. Dia tidak pernah membiarkan tuduhan dari Hillary berlalu tanpa terjawab, dan sebagai hasilnya ia kehilangan kesempatan untuk menggunakan waktunya berbicara untuk menarik perhatian menuju kelemahan Clinton.

Orang-orang partai Republik mengatakan bahwa Trump perlu bertindak lebih seperti Pence, yang dianggap sebagai pemenang dalam debat calon wakil presiden melawan saingannya dari Demokrat, Tim Kaine, pekan lalu.

Exit mobile version