Rusia telah meningkatkan kekuatan pasukannya di Suriah sejak gencatan senjata runtuh pada akhir September lalu. Moskow mengirim pasukan, pesawat dan sistem rudal canggih.
Data yang dihimpun Reuters Sabtu 8 Oktober 2016 dari berbagai sumber menunjukkan adanya peningkatan kekuatan yang sangat signifikan dibandingkan sebelum gencatan senjata. Kekuatan yang dikerahkan menjadi yang terbesar Rusia untuk Suriah sejak Presiden Vladimir Putin pada Maret mengatakan ia akan menarik sejumlah pasukan yang dikirim ke negara tersebut.
Salah satu yang paling jelas adalah penempatan sistem rudal permukaan ke udara S-300 yang akan meningkatkan kemampuan Rusia untuk mengontrol ruang udara di Suriah/
“S-300 pada dasarnya memberikan Rusia kemampuan untuk menyatakan zona larangan terbang di atas Suriah,” kata Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute (RIS) di London.
“Hal ini juga membuat setiap upaya AS untuk menghentikan penerbangan pesawat Rusia akan dijawab: ‘Kami akan terus terbang dan apa pun yang mencoba untuk mengancam pesawat kami akan dipandang sebagai bermusuhan dan hancur ‘ ”
Tapi data yang dikumpulkan oleh blogger Turki untuk proyek Bosphorus Naval News dan dipantau oleh Reuters, menunjukkan bala bantuan dikirim dengan “Suriah Express” jalur pelayaran Rusia dari Laut Hitam meningkat sepanjang September dan telah mencapai puncaknya pada minggu terakhir.
Data menunjukkan 10 kapal angkatan laut Rusia telah melalui Bosphorus dalalm perjalanan ke Suriah sejak akhir September, dibandingkan dengan lima pada periode 13 hari sebelum gencatan senjata dari 27 Agustus-7 September
Jumlah itu termasuk MIRAZH, sebuah kapal rudal kecil yang dilihat koresponden Reuters melintas Bosphorus menuju Mediterania pada Jumat. Dua kapal rudal Rusia lainnya juga dikerahkan ke Mediterania pada Rabu.
Beberapa kapal yang telah dikirim ke Suriah sarat dengan beban hingga nyaris tak terlihat di atas air, dan telah merapat di pangkalan angkatan laut Rusia di Tartus provinsi Latakia Suriah Barat. Reuters belum mengetahui apa yang mereka bawa.
Pasukan dan peralatan juga kembali ke Suriah melalui udara, menurut data di website FlightRadar24.com.
Pesawat kargo militer Rusia terbang ke pangkalan udara Rusia di Hmeymim Suriah enam kali dalam enam hari pertama bulan Oktober dibandingkan dengan 12 pada bulan September dan Agustus.
Rusia mengirim angkatan udara untuk mendukung Tentara Suriah tahun lalu ketika Moskow berada di titik kritis. Pasukan pimpinan AS juga melakukan serangan udara di Suriah, menargetkan posisi ISIS.
Pemboman udara dalam dua minggu terakhir juga meningkat di sejumlah wilayah terutama Aleppo yang dikuasai pemberontak. Kota ini menjadi wilayah paling mematikan dalam Perang Suriah dengan korban tewas mencapai lebih lebih dari 300.000 orang selama lima setengah tahun perang.
Sejak runtuhnya gencatan senjata pada bulan September, hubungan Amerika Serikat dan Rusia terus memburuk dan Washington telah menghentikan pembicaraan dengan Moskow tentang pelaksanaan gencatan senjata.
Para pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada 28 September bahwa Washington mulai mempertimbangkan tanggapan yang lebih keras untuk serangan di Aleppo, termasuk kemungkinan serangan udara di sebuah pangkalan udara Assad.
“Mereka [Rusia] mungkin menduga bahwa kebijakan akhirnya Amerika akan berubah,” kata Bronk.
“Mereka berpikir: ‘Kami harus melakukan sesuatu tentang hal ini, jadi lebih baik untuk membawa lebih banyak persediaan sekarang sebelum berpotensi menjadi terlalu sensitif’.”
Data FlightRadar24.com menunjukkan pesawat kargo Ilyushin Il-76 dan Antonov An-124 yang dioperasikan oleh militer Rusia telah melakukan penerbangan ke Suriah beberapa kali setiap bulan.
Il-76 dan An-124 masing-masing dapat membawa sampai 50 dan 150 ton peralatan dan sebelumnya telah digunakan untuk mengangkut kendaraan berat dan helikopter ke Suriah.
Pesawat penumpang yang dioperasikan negara juga telah membuat enam sampai delapan penerbangan dari Moskow ke Latakia setiap bulan. Para pejabat Barat mengatakan mereka telah digunakan untuk mengirimkan tentara, pekerja dukungan dan insinyur.
Dua kali pada awal Oktober, sebuah pesawat militer Ilyushin Rusia terbang ke Suriah dari Armenia. Para pejabat di Yerevan mengatakan pesawat membawa bantuan kemanusiaan dari Armenia, sekutu Rusia.
Koran Izvestia Rusia melaporkan pekan lalu bahwa sekelompok pesawat tempur Su-24 dan Su-34 telah tiba di pangkalan Hmeymim di Suriah mengembalikan jumlah sayap tetap Rusia di negara itu mendekati level sebelum penarikan diumumkan pada bulan Maret 2016 lalu.