Di saat Indonesia punya saja belum, Vietnam yang awalnya sangat tertinggal dengan Indonesia karena dikoyak-koyak perang, kini sudah mampu melakukan perbaikan dan upgrade sistem rudal pertahanan udara S-300MPU1 mereka,
Fasilitas A29 milik Vietnam saat ini telah mampu mengupgrade berbagai jenis radar termasuk menginstal radar 36D6 ke S-300PMU1.
Fasilitas A29 (Departemen Teknik) adalah unit yang menjadi pusat dari senjata dan perbaikan peralatan yang menjadi bagian dari unit pertahanan udara Vietnam.
Secara khusus, pabrik atau fasilitas ini telah berinvestasi untuk beberapa perbaikan peralatan dan persenjataan generasi baru seperti pengujian diagnostik kegagalan peralatan (vektor – M16), stasiun radar 36D6 kontrol parameter dan amunisi baru.
Dari 2014 sampai sekarang, A29 telah menguji diuji perbaikan modular amunisi S-300PMU1; Radar 2E2 Kasta dan 7 modul sistem radar canggih 36D6. Pada akhir 2016,pabrik akan menerima dan memasukkan ke dalam peralatan operasi diagnosis kegagalan dari Belarusia.
Peralatan ini akan memberikan kontribusi untuk peningkatan kapasitas perbaikan modul dan penerapan teknologi baru.
Keberhasilan Vietnam untuk melengkapi S-300PMU1 dengan sistem radar 36D6 dinilai sebagai langkah tepat. Awalnya Vietnam diperkirakan akan memilih radar Clam Shell 76N6.
Sistem radar Clam Shell 76N6 sebenarnya cukup canggih karena mampu medndeteksi target pada ketinggian rendah dan target dengan radar cross section rendah, terutama rudal jelajah.

Clam Shell bisa menemukan target dengan radar cross section 0,02 m2 yang bergerak dengan kecepatan 722 m / s. Pesawat yang terbang pada ketinggian 450 meter akan terdeteksi oleh 76N6 dari jarak 92,6 km, jika target terbang pada ketinggian 914 meter, bisa dipantau dari jarak 120,38 km.
Tetapi Vietnam tidak memilih 76N6 untuk kompleks S-300 dan memilih 36D6 Tin Perisai. Alasan yang digunakan adalah bahwa radar 36D6 dinilai unggul dibandingkan 76N6 terutama tahan dari gangguan aktif dan kebisingan pasif.
Prosesor radar 36D6 mampu melakukan scanning pada ketinggian dari -20 +30 derajat. Antena dapat memindai 360 derajat dalam waktu 5-10 detik.

Radar ini dapat menangani 120 target secara simultan, termasuk 30-60 target dalam mode otomatis. 36D6 dapat melacak target dengan radar cross section 0,1 m2 pada ketinggian 50 m dari jarak 27 km.
Jika target terbang pada ketinggian 100 m, rentang deteksi 42 km. Kisaran pengintai dengan radar cross section 1m2 yang terbang di ketinggian 6.000 meter akan terbaca pada jarak 175 km.
Kemampuan pemindaian sinar elektronik dan melacak jumlah target pada saat yang sama menjadi dua alasan Vietnam untuk memilih radar 36D6 dan bukan 76N6. Selain itu, teknologi radar 36D6 akan memudahkan untuk meng-upgrade ke standar yang lebih modern.
Apapun, kita harus mengakui Vietnam telah selangkah lebih maju dibandingkan Indonesia yang jauh lebih lama merdeka dan lepas dari perang. Vietnam yang porak-poranda karena perang telah bisa bangkit dalam banyak hal, Indonesia seharusnya juga bisa.
Sumber: soha.vn
Baca juga: