Sebuah divisi baru yang terdiri dari pembom strategis Tu-95MS dan Tu-22M3 akan segera muncul di Timur Jauh Rusia untuk patroli di atas Samudera Pasifik sekitar segita Jepang – Hawaii – Guam.
“Pembentukan divisi sekarang ini hampir selesai. Divisi ini terdiri dari beberapa skuadron pembom jarak jauh yang dikerahkan di distrik militer Timur dan Tengah,” kata seorang perwakilan Departemen Pertahanan sebagaimana dilansir koran Izvestia Kamis 6 Oktober 2016
Ini akan menjadi sudah kelompok pembom berat udara di Pasukan Aerospace Rusia setelah sebuah divisi dari Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3 diklaim sukses menyapu ISIS dan pemberontak Suriah telah ditambahkan tahun lalu. Divisi baru ini akan mencakup puluhan pembom.
“Ini kembali pada era Soviet di mana pembom jarak jauh kami di Timur Jauh telah menjadikankan pangkalan militer AS di Jepang, di Pulau Guam, yang saat itu menjabat sebagai basis utama AS pembom strategis di Pasifik, dan juga pangkalan angkatan laut AS di Hawaii sebagai target,” kata sejarawan militer Rusia Dmitry Boltenkov kepada Izvestia.
Dia menambahkan bahwa pembom Soviet berpatroli untuk mengawasi kegiatan musuh. Patroli rutin ini mulai hilang selama 1990-an dan awal 2000-an, dan sekarang sepertinya penerbangan bomber Rusia dalam segitiga Jepang-Guam-Hawaii telah kembali.
Sejak 2014 pembom Tu-95MS telah secara teratur terlihat di lepas pantai Jepang yang memaksa Angkatan Udara Jepang mengirimkan jet tempur untuk mengawal bomber yang dijuluki Bear tersebut.
Pada bulan November sepasang pembom Tu-95MS juga mengitari pulau Guam di Pasifik Barat tanpa masuk ke wilayah udara AS. Meskipun Guam bukan negara bagian AS, daerah itu telah ada di bawah AS sejak 1898.
Peningkatan kekuatan Rusia di Pasifik berarti bahwa Moskow serius untuk mabangun poros Asia, ” kata Anton Tsvetov, seorang ahli dari Pusat Studi Strategis.
“Meskipun ekonomi Rusia di Asia masih memiliki jalan panjang, Moskow tampaknya ingin meningkatkan kekuatan militernya di kawasan itu, lebih-lebih karena keamanan regional selalu menjadi elemen kunci dari partisipasi Rusia dalam organisasi multilateral di Asia,” tambah Tsvetov.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/09/05/mengenal-anak-turun-tu-95-bear-rusia/