Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengumumkan tentang perluasan dramatis oleh Pentagon untuk menyeimbangkan Asia Pasifik. Dia menegaskan bahwa Asia Pasifik adalah wilayah yang paling berpengaruh untuk masa depan Amerika.”
Berbicara di kapal induk USS Carl Vinson di San Diego, Kamis 29 September 2016 lalu Carter menguraikan apa yang disebutnya sebagai upaya “tahap ketiga” dari militer AS untuk membangun kekuatan dengan berprinsip pada jaringan keamanan di Asia. Meski mengklaim bahwa Beijing tidak dikecualikan untuk masuk dalam jaringan itu tetapi setiap aspek dari “tahap ketiga” ini bertujuan untuk mempersiapkan perang dengan China.
Carter mengatakan perlunnya Trans-Pacific Partnership (TPP) untuk mengikat Amerika Serikat lebih dekat bersama-sama dengan 11 negara lain yang menggarisbawahi tujuan sebenarnya dari “pivot asia” untuk mempertahankan dominasi Amerika. Menteri pertahanan mengatakan hegemoni ekonomi AS harus didukung oleh kekuatan militer.
Dalam menguraikan “tahap ketiga,” ia menyatakan bahwa “Amerika Serikat akan terus mempertajam keunggulan militer kami sehingga kami tetap menjadi militer paling kuat di wilayah ini dan mitra keamanan pilihan.”
Carter menunjukkan bahwa “tahap pertama” dari “pivoy ” diumumkan pada tahun 2011 dengan melibatkan dorongan kuantitatif dari militer AS dan restrukturisasi pengaturan dalam menempatkannya.
Puluhan ribu personel militer Amerika diarahkan ke Asia, dengan komitmen untuk membangun 60 persen dari aset angkatan laut dan udara luar negeri di wilayah tersebut. Restrukturisasi pangkalan AS di Jepang, Korea Selatan, Guam dan Hawaii dimulai dan pengaturan penempatan baru dicapai dengan Australia.
“Fase kedua” menurutnya melibatkan pengiriman senjata paling canggih untuk Asia Pasifik, termasuk jet tempur siluman F-22 dan F-35, pesawat patroli maritim P-8 dan kapal perang permukaan terbaru angkatan laut, serta penyebaran terus menerus pembom strategis.
Ini juga termasuk upaya untuk memperluas hubungan militer di seluruh wilayah dalam upaya untuk mengelilingi China dengan sekutu dan mitra strategis. Carter menyoroti hubungan keamanan diperkuat dengan Jepang, Korea Selatan, Australia, Filipina, India, Singapura, Vietnam dan Selandia Baru pada khususnya.