PERANG PASIFIK
Keputusan Jepang untuk berperang dengan Amerika pada Desember 1941 memiliki banyak penyebab, dari militerisme Jepang, kontrol dari China yang lemah dan keinginan untuk menjadi yang terkuat di pasifik.
Tetapi katalis langsung dari perang ini sebenarnya ketika pada Agustus 1941 AS dan Eropa melakukan embargo pada minyak yang mendorong perang Jepang di China serta pendudukan Perancis di Indocina.
Jepang kekurangan produksi minyak dalam negeri, tapi itu memiliki ekonomi dan industri besar, angkatan laut dan angkatan udara kuat yang dibutuhkan minyak bumi.
Pemimpin Jepang merasa terjebak antara dua pilihan: kembali ke dalam menghadapi embargo dan mengorbankan ambisi kekaisaran mereka, atau meniru penaklukan Hitler dari Eropa Barat untuk merebut ladang minyak di Hindia Belanda dan Inggris di Asia Tenggara.
Namun, ketika Eropa terlalu lemah untuk mempertahankan harta mereka, Amerika Serikat memiliki armada Pasifik kuat yang sulit ditembus.
Menghancurkan Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor tidak memecahkan masalah minyak Jepang. Menguasai ladang minyak Asia mudah, tapi pengiriman minyak kembali ke Jepang tidak.
Pada tahun 1945, kapal selam AS memblokade, serta perairan Jepang. Armada armada tanker Jepang hancur dan Jepang terpaksa menebang hutan untuk membuat bahan bakar penerbangan. Menyerang Amerika seharusnya menjamin minyak Jepang, tapi akhirnya menyebabkan kekaisaran hancur.