Apakah India Benar-Benar Membutuhkan Tu-22M Backfire?

Apakah India Benar-Benar Membutuhkan Tu-22M Backfire?

Beberapa waktu lalu dilaporkan Kementerian Pertahanan India mencari sejumlah tambahan senjata baru ke Rusia. Salah satu item yang ingin dibeli India adalah empat pembom Tupolev Tu-22M3.

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya muncul laporan bahwa India tertarik mengakuisisi pesawat yang dijuluki NATO dengan Backfire dan dikenal sangat menakutkan di era Perang Dingin tersebut.

Federasi Ilmuwan Amerika pada bulan Desember 1999 mengatakan bahwa India akan menyewa empat Tu-22M3 Backfire, dengan pesawat dijadwalkan tiba di India pada awal Juni 2000. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi.

Namun, ketika pertama kalinya Backfire terbang ke India pada pertengahan 1971 Rusia justru menawarkan pembom itu. Hanya saja Marsekal Udara P.C. Lal menolak tawaran tersebut.

Analis Pertahanan Bharat Karnad mengatakan, “alasan penolakan kala itu menggelikan”. Karnad menjelaskan: “Sebagai Komandan Wing (kemudian Marsekal Udara) C.V. Gole, anggota dari Air Marshal Shivdev Singh terbang ke Moskow dan melakukan uji  menerbangkan Tu-22 memberitahu saya, dia terkejut oleh fakta bahwa ia harus diderek ke dalam kokpit, dan bahwa pesawat harus take off dari wilayah timur yang jauh seperti Bareilly untuk mencapai ketinggian jelajah di atas Pakistan!”

Meskipun Backfire telah menciptakan kepanikan di kelompok tempur kapal induk Amerika selama beberapa dekade, dan  China juga telah berusaha keras untuk membeli bomber atau cetak biru desain yang merupakan indikasi dari pentingya pesawat tersebut, Angkatan Udara India justru telah menolak untuk menerima apa yang telah ditawarkan.

NEXT: BERSENJATA DAN BERBAHAYA