
Sumber daya energi dan pertahanan merupakan komponen penting dalam ekspor Rusia. Harga minyak, yang menyentuh sekitar US$ 140 per barel pada tahun 2008, sekarang melayang sekitar US$ 45 per barel. Penurunan dramatis harga minyak jelas mengganggu ekonomi Rusia hingga ekspor pertahanan menjadi pilihan.
Seiring dengan India, negara tujuan penting bagi ekspor senjata Rusia termasuk China, Aljazair, Vietnam, Venezuela, Azerbaijan, Iran, Suriah, Myanmar, dan Mesir. Banyak negara-negara ini sedang menyaksikan pergeseran dalam politik dalam negeri mereka, dan beberapa mengubah postur eksternal mereka.
Selama 1999-2003, China menerima 44 persen ekspor pertahanan Rusia, yang turun 35 persen pada 2005-2009 dan kembali berkurang menjadi 11 persen selama 2011-2015. China, yang merupakan penerima signifikan peralatan militer Rusia, telah membangun kapasitas manufaktur pertahanan dalam negeri dan sekarang telah muncul sebagai eksportir pertahanan terbesar ketiga di dunia.
Sementara itu, hubungan Vietnam dengan Amerika Serikat telah menyaksikan peningkatan dramatis pada masa lalu. Washington mengangkat embargo atas penjualan peralatan militer mematikan ke Vietnam selama kunjungan Presiden Barack Obama ke Hanoi tahun ini.
Vietnam akan mencari alutsista high-end dari Amerika Serikat dalam waktu dekat. Demikian pula, jika AS benar-benar mengangkat sanksi, Myanmar akan mencari hubungan militer yang terdiversifikasi dengan negara-negara Barat.
Keruntuhan ekonomi Venezuela telah memicu krisis kemanusiaan akibat kekurangan pangan yang parah. Mengingat skala krisis, diragukan jika Venezuela akan membeli alutsista dengan sesemangat dulu di paruh kedua dekade terakhir.
Suriah mengalami perang saudara dan Rusia harus mengerahkan militer untuk mendukung rezim yang ramah di Damaskus. Intervensi di Suriah juga dijadikan ajang iklan untuk senjata Rusia.
Namun, Suriah masih agak jauh untuk bisa membeli perangkat keras militer Rusia dalam jumlah besar. Di Mesir, Rusia harus bersaing tidak hanya dengan Amerika Serikat, tetapi juga dengan kekuatan Eropa lainnya seperti Prancis. Demikian pula, di Iran, Rusia harus bersaing dengan China.
Tidak mengherankan, mengingat faktor-faktor ini, ekspor senjata Rusia telah mulai menunjukkan tren menurun sejak 2011.