Baru-baru ini, Rusia memulai latihan bersama militer dengan Pakistan yang merupakan pertama dalam sejarah kedua negara. Beberapa bulan sebelumnya Rusia juga setuju untuk menjual helikopter tempur Mi-35 ke Pakistan.
Sejumlah laporan juga menunjukkan Pakistan sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk pembelian pesawat tempur Su-35. Penjualan peralatan pertahanan hingga latihan militer dengan Pakistan menunjukkan pergeseran signifikan dalam kebijakan luar negeri Moskow.
Rusia dan Pakistan adalah musuh dalam era Perang Dingin. Sekitar 14.000 tentara Soviet tewas dan lebih dari 35.000 terluka di Afghanistan dari tahun 1979 sampai 1989 di mana Pakistan ikut andil dengan dukungan ke Mujahidin. Bahkan setelah berakhirnya Perang Dingin, Pakistan adalah sekutu penting AS. Akibatnya, hubungan pertahanan antara Rusia dan Pakistan sangat minim. Tetapi sekarang semua berubah.
Ada anggapan hubungan India-AS yang berkembang dengan mengorbankan perdagangan pertahanan India-Rusia, telah berkontribusi terhadap pergeseran dalam kebijakan Rusia terhadap Pakistan. Hal itu sebenarnya salah.
India telah menghabiskan banyak uang pada impor peralatan militer Rusia di masa lalu. Berdasarkan data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa 1994-2004 India membeli senjata Rusia dengan nilai sekitar US$11,43 miliar.
Setelah perjanjian nuklir India-AS, pada tahun 2005 hingga 2014, ekspor senjata dari Rusia ke India sebesar US$20,70 miliar. Dari tahun 1999 hingga 2003, India menerima sekitar 23 persen ekspor pertahanan Rusia, yang meningkat menjadi 24 persen pada 2005-2009 dan 39 persen pada 2011-2015.
Tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi dan ancaman yang berkembang menuntut India untuk melakukan diversifikasi akuisisi pertahanan dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat. Namun, diversifikasi seperti tidak dengan dengan mengorbankan perdagangan pertahanan India-Rusia.
Penilaian bahwa pergeseran dalam kebijakan luar negeri India menyebabkan perubahan dalam pendekatan Rusia ke Pakistan juga didasarkan pada asumsi bahwa Rusia selalu tidak mempertimbangkan kekhawatiran keamanan India dalam perdagangan pertahanannya. Misalnya selama 1992-2006, Rusia mengekspor senjata lebih banyak ke China daripada India dalam hal nilai. Hanya sejak tahun 2007 India telah konsisten menyusul China.
Penjualan alutsista Rusia terlepas dari pemahaman yang jelas bahwa Cina dan India memiliki sengketa perbatasan. Penurunan cepat dalam perdagangan pertahanan Cina-Rusia setelah 2006 merupakan konsekuensi dari peningkatan yang signifikan dalam kapasitas domestik industri pertahanan China, bukan pilihan strategis Moskow.
Selanjutnya, perlu dicatat bahwa Rusia terus menjual peralatan pertahanan penting ke China. Misalnya, Rusia telah sepakat untuk menjual 24 Sukhoi Su-35 ke Cina. Baru-baru ini, kantor berita melaporkan bahwa perkembangan jet tempur generasi kelima China J-20 mungkin juga dengan bantuan Rusia.
Jelas Rusia dan China telah berkolaborasi sangat erat pada isu-isu pertahanan dan keamanan. Kerjasama pertahanan antara Rusia dan China tidak pernah memperdulikan kecemasan di India tentang pertumbuhan kekuatan China.