Berbicara pada konferensi pers di New York pada tanggal 19 September, Presiden Obama berdiri di podium dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, dan mengatakan bahwa persiapan untuk pertempuran Mosul telah mengalami kemajuan pesawat.
“Kami siap untuk membantu memberikan bantuan kemanusiaan yang cepat,” kata Obama kala itu
Tetapi Daniel L. Davis, seorang pensiunan kolonel Angkatan Darat AS yang bertugas beberapa tur di Afghanistan dalam tulisannya di National Interest Selasa 27 September 2016 mengatakan jika salah perhitungan maka serangan ke Mosul akan menjadi bencana.
Dia mengatakan, tantangan tersulit adalah eksodus ratusan ribu pengungsi baru setelah operasi militer untuk merebut Mosul dimulai.
“Saya mengunjungi Irak utara pada akhir Agustus dan mewawancarai Menteri Hubungan Luar Negeri untuk Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG), Jenderal Peshmerga bertanggung jawab di garis depan Mosul, dan mengunjungi dua kamp pengungsi, termasuk kamp terbaru yang disebut Debaga. Awalnya saya bermaksud menilai persiapan militer untuk merebut kembali Mosul. Tapi saya terkesan dengan kedua orang yang menekankan unsur kemanusiaan dari pertempuran,” tulis Daniel yang sekarang bergabung menjadi peneliti di Defense Priorities.
Menurutnya Menteri Falah Mustafa Bakir mengatakan bahwa saat ini di Irak utara ada “krisis kemanusiaan,” yang jika tidak diambil tindakan cepat oleh masyarakat internasional maka kondisi ini akan dengan cepat berubah menjadi “bencana kemanusiaan” setelah pertempuran dimulai.
Sedangkan Jenderal Bahram Yassim, komandan Peshmerga Brigade 7, mengatakan ia khawatir karena ia belum melihat persiapan yang sebenarnya di lapangan.
“Saya menghubungi Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) untuk mendapatkan update tentang kemajuan mendapatkan pasokan yang cukup,” tambah Daniel.
Dari email yang dia terima pada 8 September dari pejabat UNOCHA disebutkan mereka membuat permintaan cepat ke masyarakat internasional awal tahun ini di mana mereka mengatakan membutuhkan US$284 juta hanya untuk membangun kamp untuk mengurus banjir pengungsi yang kemungkinan muncul dari pertempuran Mosul.
“Dalam email itu mereka mereka hanya menerima total US$ 66 juta tunai dan komitmen terhadap proyek-proyek yang membantu pengungsi.”
Permintaan cepat mencatat bahwa PBB membutuhkan US$284 juta setidaknya dua setengah bulan sebelum serangan dimulai untuk memungkinkan mereka mendirikan kamp-kamp.
Sementara menurut laporan terbaru para pejabat militer AS meyakini pemerintah Irak bisa melakukan serangan sebelum akhir bulan depan. Bahkan jika UNOCHA mendapat semua dana besok, itu hampir mustahil mereka akan siap untuk merawat ratusan apalagi ribu pengungsi ketika pertempuran benar-benar dimulai.
“Dapat dimengerti bahwa pemerintah Irak ingin merebut kendali dari Mosul dari ISIS, tetapi penting bahwa mereka harus sabar. Jika operasi dimulai sebelum PBB dan pemerintah daerah siap untuk menerima dan merawat banyak pengungsi, kekhawatiran Mustafa akan ada bencana kemanusiaan bisa menjadi kenyataan.”
Jika pemerintah Irak akhirnya berhasil memukul mundur ISIS dari Mosul masalah tidak akan selesai begitu saja ketika mereka melancarkan serangan sebelum mereka siap untuk melindungi penduduk yang kebanyakan adalah Muslim Sunni. Sementara pemerintah Irak adalah Syiah mungkin setelah pertempuran akan kesulitan dalam memperoleh dukungan dari penduduk.
Akhirnya Baghdad harus benar-benar mempersiapkan diri dalam segala hal untuk melakukan pertempuran Mosul, atau bencana justru akan terjadi meski mereka mampu mengusir ISIS dari kota penting itu.
Baca juga: