MiG-21 memegang rekor sebagai pesawat jet yang paling banyak diproduksi dalam sejarah penerbangan. Lebih dari 11.000 MiG-21 telah dibangun selama 60 tahun terakhir. India adalah menjadi negara yang bisa menjadi gambaran bagaimana kerasnya jet tempur legendaris ini.
Pada pukul 02:00 tanggal 12 Desember 1971 di tengah berkecamuknya Perang India-Pakistan. Salah satu dogfights paling ditunggu-tunggu dalam sejarah penerbangan akhirnya terbuka. Amerika telah menyediakan Pakistan dengan Lockheed F-104 Starfighter, jet paling canggih dalam persediaan mereka, sedangkan India telah memilih MiG-21 Rusia. Ini akan menjadi pertempuran udara pertama antara pesawat Mach 2.
Dua F-104 dari Angkatan Udara Pakistan masuk ke ruang udara India untuk menyerang pangkalan udara di Jamnagar, Rajasthan India.
Pesawat pertama Pakistan menyelam dalam menuju lapangan terbang, sebuah MiG-21 melihat pesawat tersebut dan mengejarnya.
Melihat kedatangan MiG di belakangnya, F-104 Pakistan membatalkan serangan, berbalik dan mencoba melepaskan diri dari pengejarnya. Namun, pilot India menarik MiG-21 menjadi lebih dekat dengan pesawat musuh dan meluncurkan rudal udara ke udara. Tetapi meleset.
Sementara itu, pilot kedua Starfighter Pakistan melihat sebuah MiG-21 memutar ke arahnya. Menyadari dia melawan pesawat yang lebih unggul, ia memutuskan untuk melarikan diri.
Pilot mencoba untuk melarikan diri menggunakan kecepatan tapi menyadari MiG-21 memiliki kecepatan cepat. Pesawat tiba di atas perairan yang dipenuhi ikan hiu di Laut Arab. Kali ini, pilot India tidak menggunakan rudal, tetapi memilih menggunakan meriam dan. Keputusan tepat, amunisi menghantam permukaan logam F-104. Beberapa detik kemudian pesawat yang dibangun Amerika berputar di luar kendali dan menabrak laut.
Angkatan Laut India mengirimkan kapal penyelamat tetapi pilot Pakistan tidak ditemukan. Pada kecepatan itu ketika anda menghantam permukaan air laksana menabrak beton.
Selama perang MiG-21 memberikan Angkatan Udara India atau IAF superioritas udara, yang memainkan bagian besar dalam kemenangan India. Analis militer Edward Coggins dalam bukunya ‘Wings That Stay On: The Role of Fighter Aircraft in War’menyebutkan hingga akhir konflik MiG-21 IAF diklaim telah menembak empat F-104 Pakistan, dua F6 dan salah satu F- 86 Sabre serta satu Lockheed C-130 Hercules. Pesawat tempur Rusia telah jelas memenangkan pertempuran udara antara MiG-21 dan F-104.
Dengan perlindungan MiG, Sukhoi-7 dan Hunter IAF melancarkan serangan tanpa henti ke pangkalan udara depan Pakistan, memaksa PAF untuk beroperasi dari pangkalan lebih jauh ke pedalaman yang akhirnya dibatasi jangkauan mereka dan pesawat PAF tidak lagi mampu menyerang secara bebas.
Menurut sejarah resmi IAF tentang Perang 1971, sejak 8 Desember Western Air Command mengubah taktik untuk kontra udara dan operasi udara. “Upaya sengaja dilakukan untuk menarik perhatian PAF dan mengundang keterlibatan udara. Misi serangan dipimpin oleh pesawat tempur yang terbang cukup tinggi agar terlihat oleh radar PAK. Tapi PAF menolak untuk menanggapi. Sebaliknya ada penurunan serangan terhadap pasukan India.”
Alasan utama mengapa PAF menolak untuk terlibat dalam dogfights adalah takut menghadapi MiG-21. Pakistan kini khawatir dengan efek multiplier dari MiG-21. Pesawat Rusia memberikan jalan untuk untuk pembom IAF dan pesawat serang dan PAF tidak bisa melakukan apa-apa.
“MiG-21 terbukti menjadi sistem senjata pertahanan udara yang sangat efektif,” kata IAF dalam sejarahnya. Kelompok MiG terbang tinggi dengan Hunters dan Sukhoi terbang rendah adalah taktik brilian. Payung superioritas udara diciptakan oleh MiG memungkinkan pesawat IAF lain untuk melakukan serangan mereka di lingkungan yang mereka sukai.
Cerita tidak berakhir di situ. Tom Cooper menulis dalam ‘Arab MiG-19 and MiG-21 Units in Combat’:”Karena kinerja yang tangguh dari beberapa MiG-21, beberapa negara termasuk Irak, mendekati India untuk pelatihan pilot MiG-21. Pada awal 1970-an, lebih dari 120 pilot Irak dilatih oleh Angkatan Udara India.”
NEXT: 60 TAHUN PERTEMPURAN
60 TAHUN PERTEMPURAN
MiG-21 membuat penampilan publik pertama selama Aviation Day di Bandara Tushino Moskow pada bulan Juni 1956. Pesawat ini memegang sejumlah rekor penerbangan, termasuk pesawat jet yang paling banyak diproduksi dalam sejarah penerbangan, pesawat tempur yang paling banyak diproduksi sejak perang Dunia II, dan pesawat tempur dengan garis produksi terpanjang. Lebih dari 11.000 pesawat MiG-21, derivatif dan salinan telah dibangun dan telah terbang bersama 50 angkatan udara di seluruh dunia.
Ketika pesawat datang di pasar ekspor pada tahun 1960, salah satu masalah utama adalah daya tahan yang rendah karena masalah bahan bakar. Seorang pilot Angkatan Udara Rumania mengatakan kepada Aviation Week: “Kami tidak memiliki daya tahan seperti pesawat tempur Barat. Misi kami hanya 30-45 menit, jadi kita perlu untuk terbang dua kali untuk mencapai jumlah jam yang sama.”
Tapi MiG-21 memenuhi keinginan banyak negara yang membutuhkan pesawat murah dan mudah dalam operasional dan perawatan. Karena biaya rendah dan kemudahan pemeliharaan, bahkan oleh negara-negara miskin, pesawat ini kemudian dikenal sebagai “pesawat tempur rakyat”.
Bahkan saat pesawat siluman mulai muncul, 18 negara masih mengoperasikan pesawat tempur pemberani ini. Namibia menjadi negara terbaru yang melantik para pencegat di angkatan udara setelah mengakuisisi dua MiG-21 pada Maret 2005, membuktikan usia belum mempengaruhi pamor pesawat tempur rakyat ini.
Tidak ada pesawat tempur yang bisa bertahan selama ini dan di angkatan udara dengan begitu banyak negara yang menggunakan. Sebagai perbandingan, saingan MiG-21 di era Perang Dingin F-104, Mirage III Prancis dan Lighting Inggris – sekarang hanya terlihat di museum atau kuburan pesawat.
Di India MiG-21 sebenarnya bukan pilihan pertama IAF. Awalnya mereka lebih melirik Lockheed F-104. AS telah memberikan jet F-104 ke Pakistan, dan agar tidak membuat Islamabad marah AS menolak memberikan pesawat yang sama ke India.
Satu Limaye menulis dalam ‘US-India Relations’ bahwa AS menolak untuk menjual persenjataan apapun ke India. Hal ini menyebabkan India mencurigai AS berusaha mengganggu kemampuan pertahanannya ke arah tujuan strategis tertentu Amerika sementara pada saat yang sama melindungi Pakistan.
Setelah ditolak oleh kekuatan-kekuatan Barat, India berpaling ke Rusia. Moskow, yang sedang mencari pembeli utama, menawarkan India transfer teknologi secara penuh dan hak untuk perakitan lokal.
Pada tahun 1964, dua tahun setelah PAF mendapat F-104, MiG-21 menjadi jet tempur supersonik pertama yang memasuki layanan IAF. Rusia memasok seluruh fasilitas produksi, pabrik mesin didirikan di Koraput dan badan pesawat di Kanpur. Ketika perang tahun 1971, India telah mengakuisisi tujuh skuadron MiG terdiri dari sekitar 100 pesawat.
NEXT: TINGKAT KECELAKAAN
TINGKAT KECELAKAAN
Dari 793 MiG-21 dilantik DI IAF sejak 1963, lebih dari 350 telah hilang dalam kecelakaan, menewaskan 170 pilot. Namun, label “peti mati terbang” yang diberikan kepada pesawat ini tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Pensiunan Marsekal India A.Y Tipnis mengatakan jumlah pesawat yang jatuh karena MiG-21 adalah pesawat yang paling banyak digunakan secara operasional.
Bahkan, jet Rusia memiliki rekor lebih baik dari saingan utama barat. Antara tahun 1960 dan 1987, angkatan udara Jerman menerbangkan hampir seribu F-104 dan kehilangan 292. Dalam kerangka waktu yang sama, angkatan udara Kanada kehilangan lebih dari 100 dari 200 Starfighters mereka.
Pilot Royal Air Force Inggris, memiliki pengalaman yang cukup Perang Dunia II, menabrakkan lebih dari seratus dari 300 Lihgting ke tanah mereka selama periode 25 tahun.
Dalam sebuah laporan untuk USAF School of Aerospace Medicine, CJ Knapp dan R. Johnson mengungkapkan bahwa selama periode 19 tahun yakni antara 1975-1993 ada 190 kecelakaan Kelas A (kecelakaan parah) yang melibatkan 204 F-16 dan 217 aircrew .
Sebagaimana telah kita lihat, 18 negara – termasuk anggota NATO Rumania dan Kroasia terus menggunakan MiG-21. MiG tidak jatuh dari udara di Kroasia, Aljazair atau Rumania.
China telah mengkloning dan menerbangkan lebih dari 700 pesawat tempur ini dan telah memasok 150 ke Pakistan. Tak satu pun dari angkatan udara ini memiliki standar pelatihan serupa dengan IAF. Mereka menggunakan dalam latihan dan misi damai yang tidak seintens di India yang berarti lebih kecil dalam berpotensi lebih kecelakaan.
Tunduk pada tekanan dari parlemen IAF pada 2013 bahwa mengumumkan mereka akan mempensiun seluruh armada MiG-21 pada 2017 dan akan digantikan dengan Tejas yang dibangun India. Tetapi karena pembangunan pesawat ini terus molor sekitar 250 MiG-21 hingga saat ini tetap dalam pelayanan. Beberapa dari mereka bahkan akan terbang ketika pesawat ini merayakan ulang tahun ke-70.
Sumber: swarajyamag.com