More

    Kisah Ruwet Kapal Selam Scorpene India

    on

    |

    views

    and

    comments

    Program pengadaan kapal selam kelas Scorpene oleh India telah dihantam dengan masalah pembobolan data penting kapal selam yang dibangun DNS Prancis tersebut. Hal ini menambah deretan keruwetan dari upaya India untuk mengisi kekuatan bawah gelombang mereka.

    Upaya India untuk membangun enam kapal selam Scorpene Prancis di bawah lisensi akhirnya mampu mendapat kapal pertama yang di India disebut dengan Kelas Kalvari.

    Kapal selam ini masuk air pertama pada akhir 2015 dan sekarang sedang menjalani uji laut untuk diharapkan masuk layanan pada akhir 2016. Sementara lima kapal selam lain akan didapat hingga 2020.

    Seperti kebanyakan proyek pertahanan India yang lain, pembangunan kapal selam ini juga telah tertunda-tunda dan pembengkakan biaya. Proyek ini tertunda setidaknya lima tahun. Birokrasi selalu menjadi penyebab keterlambatan berbagai program.

    Membangun kapal selam di India sangat penting bagi New Delhi karena akan menyedot ribuan pekerja India dan spesialis dengan keterampilan dan pengalaman praktis yang diperlukan untuk membangun kapal selam modern. Tetapi tampaknya semua ini akan sia-sia karena birokrat pengadaan pertahanan tampaknya tidak pernah apa pun dari masa lalu. Para pejabat ini sudah menyebabkan penundaan dan kelebihan biaya banyak selama negosiasi untuk membangun kapal selam diesel-listrik tersebut.

    Kontrak pembelian itu akhirnya ditandatangani pada tahun 2005 dengan biaya membengkak menjadi US$4 miliar atau 25 persen menjadi US$834 juta per kapal selam.

    Sebaliknya Malaysia memesan dua Scorpene pada tahun 2002 yang dibangun di Spanyol dan Prancis. Kapal selam disampaikan tujuh tahun kemudian. India, dari rencana awal memiliki kapal selam Scorpene pertama pada akhir 2012 justru baru tiba pada tahun 2016.

    Penundaan penandatanganan kesepakatan untuk membeli Scorpene pada tahun 2005 menyebabkan masalah, karena Prancis menemukan beberapa komponen kunci menjadi jauh lebih tinggi.

    Scorpene mirip dengan kapal selam Agosta 90B yang juga dibangun Prancis dan Pakistan memerintahkan kapal selam ini pada tahun 1994. Agostas pertama dibangun di Prancis dan mulai beroperasi pada 2003. Dua lainnya dibangun di Pakistan dan keduanya dalam pelayanan pada tahun 2008.

    Pembelian Scorpene India dipandang sebagai respon terhadap Agosta Pakistan. Scorpene merupakan desain yang lebih baru, hasil kerja sama antara produsen kapal selam Prancis dan dan Spanyol.

    Agosta adalah kapal selam diesel-listrik 1.500 ton (perpindahan permukaan) dengan 36 awak dan empat tabung torpedo 533mm 21 inch  (dengan 20 torpedo dan / atau rudal anti-kapal).

    Scorpene sedikit lebih berat yakni 1.700 ton, memiliki awak lebih kecil yakni 32, dan sedikit lebih cepat. Kapal selam ini memiliki enam tabung torpedo 533mm dan membawa 18 torpedo dan / atau rudal.

    Kedua model dapat dilengkapi dengan sistem propulsi udara independen atau air independent propulsion (AIP) yang memungkinkan kapal selam berendam dalam waktu lama. AIP memungkinkan sub untuk melakukan perjalanan di bawah air selama lebih dari seminggu, pada kecepatan rendah (5-10 kilometer per jam). Dua dari Scorpene yang menggunakan AIP.

    Masalah menjadi rumit karena armada kapal selam India sekarang ini sudah sekarat karena usia tua, sementara kapal baru tidak tiba pada waktunya.

    Kisah keterlambatan kapal selam menjadi sangat menyakitkan karena rencananya India memiliki selusin kapal selam baru dalam pelayanan pada akhir dekade ini.

    Saat ini enam atau lebih kapal selam dalam pelayanan. Birokrasi pengadaan masih mencari pemasok untuk batch kedua dari enam kapal selam diesel-listrik. Keenam kapal selam batch kedua ini hampir tidak mungkin akan mulai tiba pada akhir dekade ini.

    Karena penundaan Scorpene, beberapa kapal selam Type 209 tua tetap ada di layanan tapi tidak diizinkan banyak keluar. Mereka akan bertahan beberapa tahun lagi.

    Sementara beberapa kelas Kilo tua telah mencapai usia pensiun. Dengan demikian, pada saat Scorpene pertama memasuki layanan pada akhir 2016, India hanya akan memiliki lima atau enam kapal selam yang bekerja. Padahal India membutuhkan setidaknya 18 kapal selam non-nuklir untuk mengimbangi Pakistan dan China.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this