Terbang Terlalu Dekat dengan Pesawat Sipil, Islandia Keluhkan Pembom Rusia
Salah satu Tu-160 yang dicegat Typhoon Inggris / UK Defense

Terbang Terlalu Dekat dengan Pesawat Sipil, Islandia Keluhkan Pembom Rusia

Islandia mengeluh dengan penerbangan pembom angkatan udara Rusia yang terlalu dekat dengan pesawat sipil.

Kementerian luar negeri Islandia mengatakan tiga pembom Tupolev Tu-160 terbang antara 6.000 dan 9.000 kaki (1,800-2,700 meter) di bawah pesawat sipil yang terbang dari Reykjavik ke Stockholm Kamis 22 September 2016 10lalu.

“Kami telah berulang kali mengeluhkan penerbangan militer tak dikenal Rusia, karena menimbulkan bahaya dan kami akan melakukannya [protes] lagi,” kata kementerian itu.

Namun protes dijawab Aleksei Chadisky, Juru Bicara Kedutaan Besar Rusia untuk Reykjavik, mengatakan bahwa bahaya itu telah dibesar-besarkan. “Ini adalah alasan untuk membuka pangkalan angkatan laut (AS) di Keflavik lagi,” katanya kepada surat kabar Morgunbladid dan dikutip The Guardian Senin 26 September 2016.

Awal tahun ini Washington dan Reykjavik menandatangani kesepakatan otorisasi pengiriman sesekali pasukan AS ke Islandia yang merupakan anggota NATO tetapi tidak memiliki militer sendiri. Kesepakatan ini diambil  di tengah meningkatnya ketegangan dengan Moskow.

Selama Perang Dunia II, Pangkalan Keflavik adalah basis penting AS dan tetap penting bagi aliansi NATO selama perang dingin.  Penggunaan pangkalan untuk aliansi menyusut selama bertahun-tahun, mendorong Washington untuk menarik pasukan bersenjata pada tahun 2006.

Tapi dalam dua tahun terakhir militer AS telah menjalankan misi pengawasan di wilayah udara dari wilayah Islandia. “Momok lama Rusia sedang dihidupkan kembali,” kata Chadisky.

Guðni Sigurdsson, juru bicara otoritas penerbangan Islandia (Isavia), mengatakan pilot pesawat telah diperingatkan untuk masalah ini. “Ini adalah wilayah udara internasional sehingga tidak bisa disebut ilegal,” tambahnya.

Negara-negara Nordik lainnya telah membuat keluhan serupa dalam beberapa tahun terakhir tentang penerbangan militer Rusia yang telah mematikan transponder mereka hingga radar tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi pesawat dan mencegah tabrakan.

Baca juga:

10 Negara Tanpa Tentara