Melacak Lagi Kelahiran Flanker (III): Menempuh Jalur Evolusi
Su-27SM3

Melacak Lagi Kelahiran Flanker (III): Menempuh Jalur Evolusi

Su-33
Su-33

Beban rudal Su-27 membuat iri pesawat lain. Pesawat ini memiliki 10 cantelan yang dapat menampung 10 peluru kendali udara ke udara dalam mode superioritas udara dan bisa meningkat menjadi 12 pada model selanjutnya. Ini adalah dua kali beban dari F-15.

Su-27 tidak pernah menggunakan cantelan untuk membawa tangki bahan bakar eksternal karena bahan bakar internal mereka sudah sangat besar. Ini berarti bahwa Su-27 bisa tinggal lama dalam pertempuran setelah para pesaingnya kehabisan rudal mereka.

Rudal-rudal yang digunakan meliputi rudal udara ke udara R-73 ini, R-77 dan R-27. Hampir setiap jenis bom dan rudal di persediaan Soviet bisa dibawa oleh Su-27 meskipun kemampuannya sebagai peran multi peran terbatas.

Kinerja Su-27 yang tidak bisa diandalkan di serangan darat inilah yang kemudian memunculkan kebutuhan untuk mengembangkan fighter bomber Su-34 yang saat ini sulit untuk mencari tandingan di kelasnya.

Some of the positions of the TVC nozzles on Su-35
Some of the positions of the TVC nozzles on Su-35

Evolusi Su-27 tidak berhenti di Su-30. Biro Desain Sukhoi mengembangkan Su-35/37 dari pesawat ini. Pesawat ini menampilkan LCD multifungsi besar di kokpit 3D thrust vectoring control (TVC) nozzles yang revolusioner yang memberi mereka apa yang kita sebut sebagai supermanoeuverability yang memungkinkan untuk keluar arah secara drastis untuk membuat lawannya kesulitan

Pesawat ini juga tidak ada bandingnya dalam jangkauan, payload dan manuver dibanding pesawat tempur lainnya. Dorongan vectoring nozzles juga diadopsi pada beberapa seri Su-30. Su-37 pada dasarnya demonstrator teknologi dan Su-35 untuk produksi serial. Su-35 pada dasarnya adalah Su-37 tanpa canards di depan sayap utama.

Su-35S adalah varian terbaru yang merupakan pesawat tempur kursi tunggal multirole dan sudah masuk ke operasional bahkan misi tempur.

Next: Sulit Mencari Lawan Tandingnya