
Flanker sudah unjuk kedigdayaan sejak datang dengan terbang nonstop dari Zhukovsky, dekat Moskow ke Paris tanpa tangki bahan bakar eksternal dan tanpa dukungan tanker udara.
Hal ini untuk menunjukkan kepada Barat bahwa Su-27 bisa dengan mudah menyeberang setengah dari Eropa dan memiliki rentang yang lebih dibandingkan jet tempur lain yang mereka miliki.
Kemudian pesawat ini pun menunjukkan aksi menggemparkan di depan penonton dan penerbangan ahli dengan manuver yang luar biasa. Di sinilah Victor Pugachev melakukan manuver yang dikenal dengan Pugachev Cobra yang kemudian seperti menjadi merek dagang dari Flanker.
Manuver Cobra akan menempatkan Su-27 pada sudut serangan superkritis (> 90 derajat) dan tajam dengan mengurangi kecepatan sekitar 250 km / jam, untuk memungkinkan pesawat musuh di belakangnya terbang melewati sehingga Su-27 bisa menempatkan diri di belakang musuh untuk kemudian membidiknya. Ilustrasi di bawah ini menunjukkan bagaimana manuver tersebut dilakukan.
Karakteristik yang sangat baik menyebabkan tim aerobatik Rusia, Russia Knights menggunakan Su-27 dan populer di seluruh dunia.
Pertunjukan udara ini telah menarik perhatian banyak negara, terutama India dan China. Waktu kemudian membuktikan Su-27 mendapatkan pesanan ekspor besar dari dua negara ini. China membeli Su-27 dan membuat salinan mereka sendiri. Mereka kemudian juga membeli Su-30 yang dikembangkan dari Su-27.
Sementara India mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka ingin Su-30 yang dilengkapi dengan avionik pilihan mereka yang bersumber dari negara-negara barat. Hal ini mengakibatkan lahirnya Su-30MKI yang menjadi salah satu varian terbaik dari Su-30 sampai kemudian Rusia mulai memproduksi S-30SM. India menjadi pengguna terbesar Su-30 dengan 272 Su-30MKI.