Pasukan Suriah yang didukung oleh kelompok Palestina merebut kembali satu kamp pengungsi Palestina di Provinsi Aleppo, Suriah Utara, dari tangan gerilyawan.
Kantor berita resmi Suriah, SANA melaporkan perebutan Kamp Handarat, 13 kilometer di sebelah timur-laut Aleppo, terjadi setelah militer Suriah dan faksi Palestina menghancurkan posisi terakhir geriyawan di sana Sabtu 24 September 2016.
Satuan penjinak bom mulai melucuti bahan peledak yang bom pinggir jalan yang telah dipasang oleh gerilyawan.
Sementara itu, faksi gerilyawan Jabhat Fateh Ash-Sham yang sebelumnya dikenal dengan nama Front An-Nusar sebelum memutuskan hubungan dengan Al-Qaida mengatakan militer Suriah dan faksi Palestina Liwa Al-Quds merebut kamp tersebut melalui serangan udara gencar oleh Angkatan Udara Rusia.
Merebut kembali Handarat memperkuat kekuasaan pasukan pemerintah atas jalan penting Castello, yang telah digunakan oleh gerilyawan sebagai jalur utama pasokan ke daerah yang mereka kuasai di Aleppo Timur, sebelum militer merebutnya dua bulan lalu.
Pada awal Agustus, gerilyawan merebut seluruh kamp itu, setelah pertempuran melawan militer.
Kamp tersebut memiliki kepentingan strategis sebab kamp itu berada di atas beberapa daerah yang dikuasai gerilyawan di Aleppo Timur, yang telah menghadapi pengepungan ketat pemerintah setelah militer Suriah merebut Jalan Castello.
Kementerian Pertahanan Suriah pada Kamis 22 September 2016 mengumumkan dimulainya serangan baru terhadap daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo Timur. Kementerian itu mendesak warga sipil agar segera pergi dan gerilyawan agar meletakkan senjata mereka.
Pada Jumat beberapa pesawat tempur Suriah menjatuhkan selebaran di Aleppo Timur, yang berisi seruan baru agar warga sipil tetap menjauhi posisi gerilyawan dan menyarankan gerilyawan agar menyerah.
Serangan baru militer di Aleppo tersebut terjadi cuma beberapa hari setelah gencatan senjata yang diperantarai AS-Rusia berakhir pada Senin lalu (19/9) tanpa perpanjangan, akibat meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat.
Militer Suriah mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa gerilyawan melanggar gencatan senjata satu-pekan sebanyak 300 kali. Ditambahkannya, koalisi pimpinan AS menyerang beberapa posisi militer Suriah selama gencatan senjata itu di Deir Az-Zour, sehingga menewaskan 90 prajurit. Rusia memandang serangan koalisi pimpinan AS tersebut sebagai pelanggaran terbesar terhadap gencatan senjata.
Serangan koalisi pimpinan AS terhadap posisi militer Suriah di Deir Az-zour adalah yang pertama sejak koalisi itu memulai operasi di Suriah dua tahun lalu. Washington menyatakan serangan tersebut “tidak disengaja”, pernyataan yang ditolak tegas oleh Pemerintah Suriah, dan Presiden Bashar al-Assad mengatakan koalisi pimpinan AS secara sengaja menyerang pos militer Suriah di Deir Az-Zour.
Aleppo memiliki kepentingan strategis buat semua pihak yang berperang karena lokasinya di dekat perbatasan Turki, dan merupakan provinsi terbesar di Suriah, selain pernah menjadi pusat ekonomi Suriah.