Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri John Kerry menyerukan Rusia dan Suriah untuk menghentikan penerbangan pesawat di Suriah sampai bantuan kemanusiaan dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan. Hal ini dikatakan Kerry sehari setelah terjadi serangan udara pada konvoi bantuan yang menuju Aleppo dan menyebabkan 20 orang tewas.
“Kita harus bergerak maju untuk mencoba menggrounded semua pesawat terbang di daerah-daerah kunci dan memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan mengalir tanpa hambatan,” kata Kerry di PBB di New York Rabu 21 September 2016.
“Dan jika itu terjadi, ada kemungkinan memberikan kredibilitas untuk kembali ke proses ini,” katanya.
Kerry sekali lagi menyatakan Rusia dan Suriah gagal memenuhi persyaratan gencatan senjata terbaru, dan mengatakan tidak ada orang lain yang harus disalahkan untuk serangan.
“Tadi malam kami mendapat laporan dari serangan udara yang menghantam fasilitas medis di dekat Aleppo, dan empat pekerja bantuan tewas,” kata Kerry.
“Hanya ada dua negara yang memiliki pesawat yang bisa terbang pada malam hari di wilayah tersebut: Rusia dan Suriah,” katanya sebagaimana dikutip Washington Examiner
Baik Amerika dan Rusia saling menyalahkan tentang kegagalan upaya damai di Suriah. Kerry mengatakan setelah mendengar Rusia berbicara di PBB, ia merasa ia tinggal di sebuah dunia paralel.
Perwakilan Rusia mengatakan seharusnya tidak ada prasyarat untuk perdamaian di Suriah, namun Kerry mengatakan mengakhiri serangan adalah sesuatu yang semua pihak sepakat untuk dilakukan.
Seruan Kerry untuk mengakhiri semua penerbangan di atas Suriah datang setelah Pentagon bersikeras ingin mengurangi penerbangan di wilayah tersebut, tetapi menolak untuk menyebutnya zona larangan terbang.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS Peter Cook pada bulan Agustus bersikeras mengatakan, “Ini bukan zona larangan terbang, tapi saya ulangi lagi bahwa rezim Suriah akan bijaksana untuk menghindari daerah-daerah di mana pasukan koalisi telah beroperasi. Dan kami akan terus membela mereka dan jika perlu kami akan mengirimkan pesawat lagi untuk mempertahankan kekuatan kami.”
Baca juga: