Site icon

Y-9 akan Lawan Super Hercules di Thailand

Y-9

Angkatan Udara Thailand sedang mencari pesawat angkut militer baru dalam waktu dekat. Sumber Angkatan Udara negara tersebut mengatakan kompetisi mungkin akan memunculkan persaingan ketat antara Shaanxi Aircraft Corporation Y-9 dan Lockheed Martin C-130J Super Hercules.

Namun, persaingan mungkin juga akan memunculkan pesawat dari luar China dan Amerika.

Trithod Sonchaeng saat menjabat Kepala Angkatan Udara Thailand menegaskan sebelumnya bahwa pihaknya sedang dalam rencana membeli armada pesawat angkut baru bermesin turboprop untuk menggantikan selusin pesawat C-130H Hercules yang telah digunakan Angkatan Udara Thailand sejak tahun 1980.

Sementara Kepala Angkatan Udara Thailand yang baru Jom Roongsawang kemungkinan akan mempertimbangkan rencana pengadaan pesawat tersebut, kata sumber itu.

Selama beberapa tahun terakhir, 15 negara telah menempatkan pesanan untuk 300 pesawat angkut C-130J. Pesawat ini telah ada di lini produksi di Lockheed Martin sejak tahun 1996.

Sementara Corportion Shaanxi Y-9 merupakan varian dari Y-8 dengan teknologi dan avionik serta sistem penanganan kargo yang diperbarui.

Myanmar, tetangga Thailand, saat ini telah menggunakan 10 pesawat transport Y-8, pendahulu dari Y-9.

Meskipun dana dan kerangka waktu pengadaan belum ditentukan, armada C-130H Hercules hampir pasti akan dinonaktifkan dalam beberapa tahun ke depan, kata sumber itu sebagaimana dikutip Xinhua Jumat 16 September 2016.

C-130J Super Hercules / USAF

C-130J Super Hercules dilaporkan seharga antara US$100-120 juta per unit sedangkan harga jual untuk Shaanxi Y-9 belum tersedia.

Awal bulan ini, sebuah pesawat angkut Shaanxi Y-9 bergabung dalam latihan non tempur multi nasional dengan kode nama AM-Hex 2016 di pangkalan udara angkatan laut U-Tapao di Thailand timur.

Dipandang sebagai turunan dari Antonov An-12, Shaanxi Y-9 dapat membawa 25 ton kargo dan 106 penumpang atau 132 pasukan terjun payung.

Akhir bulan lalu, dua pesawat transport buatan Rusia Sukhoi Superjet 100LR juga dikirim ke Angkatan Udara Thailand untuk pesawat transportasi VIP. Pesawat ini memiliki harga sekitar US$ 34 juta.

Mereka dimaksudkan untuk bergabung pesawat Boeing 737 dan Airbus Angkatan Udara saat ini digunakan pada tujuan yang sama.

Sementara itu, Kepala Angkatan Udara Thailand juga akan mempertimbangkan membeli empat Saab JAS 39 Gripen untuk menambah 12 Gripen yang mereka miliki saat ini. Skuadron Gripen diperoleh pada tahun 2008 untuk menggantikan pesawat tempur F-5E Tiger buatan AS. Pesawat tempur butan Swedia dilaporkan seharga sekitar US$69 per unit.

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2016/09/05/10-pesawat-militer-non-tempur-paling-berkuasa-di-dunia/

Exit mobile version