UANG DARI MANA?
Membuka lini produksi F-22 lagi jelas tidak akan murah. Angkatan Udara telah diberikan tujuh bulan untuk menghitugn jumlah yang tepat, tetapi majalah Fortune membuat hitungan cepat dengan menyebut bahwa membeli hampir 200 lebih F-22 akan membuthkan biaya lebih dari dua kali lipat dari US$17 miliar [biaya untuk 194 F-22 ketika garis dihentikan pada tahun 2011].
Menggunakan hitungan Fortune sebesar US$35 miliar sebagai dasar, seseorang bisa dengan cepat melihat masalah besar dari mana menemukan dana sebesar itu untuk memproduksi lagi Raptor dalam jumlah yang dibutuhkan oleh Angkatan Udara.
Dengan asumsi HASC merekomendasikan pembukaan kembali jalur produksi Raptor, dan Kongres dan Presiden berikutnya dapat menyetujui anggaran untuk mendanai proses, produksi F-22 yang akan mulai jalan di 2020 awal. Ingat, pada saat yang sama B-21 , F-35 dan KC-46 Pegasus akan masuk produksi tingkat tinggi.
Melempar fakta bahwa USAF mencoba untuk rekapitalisasi armada E-8 JSTARS dan EC-130 Compass Call, dan membangun pelatih tempur baru, pilihan sulit harus dibuat jika keputusan untuk membuka kembali jalur Raptor diambil, Harus ada pengorbanan anggaran sulit.
Ada tiga langkah yang mungkin bisa membantu untuk mencari duit guna membangun lagi Raptor. Pertama memperlambat pengadaan F-35A untuk USAF dan terus meredakan setiap kenaikan harga per unit dengan pengiriman F-35A untuk pelanggan internasional. Mempercepat pengiriman F-35A asing menjamin jumlah F-35A dari jalur produksi Lockheed-Martin tetap konsisten dengan proyeksi saat ini, mencegah lonjakan biaya per unit yang bisa menakut-nakuti pelanggan internasional dan membahayakan total pembelian USAF yakni 1.763 pesawat F-35A.
Kedua, AS harus memungkinkan ekspor F-22 untuk sekutu terdekat mereka. Tentu syaratnya harus emncabut undang-undang yang melarang penjualan F-22 ke negara lain. Sejauh ini Jepang, Australia dan Israel sangat ingin memiliki Raptor. Penjualan ke asing bisa membantu untuk menekan biaya.
Ketiga adalah mempensiun F-15C pada skala 1: 1 dengan F-22 baru yang mencapai status operasional. Ini akan menyakitkan bagi Angkatan Udara AS mengigat Eagle adalah pesawat tempur superioritas udara paling sukses dalam sejarah (dengan rasio membunuh 104: 0). Namun, secara teoritis F-22B ketika mencapai status operasional F-15C termuda sudah akan berusia lebih dari 50 tahun, dan siap untuk pensiun dari tugas.
Tetapi tiga langkah ini juga tidak menjamin untuk membayar 194 Raptor, sementara Angkatan Udara juga harus membyar 80-100 bomber B-21 dan 1.763 F-35. Tetapi sekali lagi ini pilihan sulit. F-22 sangat penting untuk menjaga Angkatan Udara bisa bertahan hidup dan mengalahkan ancaman yang muncul dan lingkungan A2 / AD untuk setidaknya dua dekade berikutnya.
Sumber: War is Boring