JENIS MISI
Jika didasarkan pada jenis pekerjaan atau misinya rudal jelajah dibagi menjadi dua yakni Land attack missiles (LACM) dan Anti-ship missiles (AShM). Jelas kan, LACM untuk menembak sasaran di darat sedang AShM untuk membidik target di laut
Land attack missiles (LACM)

Untuk Land attack missiles atau LACM yang paling terkenal adalah rudal Tomahawk. Rudal jelajah yang dirancang untuk mencapai target diam atau bergerak di darat. Rudal jelajah yang pertama kali digunakan dalam pertempuran, V1, adalah rudal jelajah serangan darat. Senjata ini dipandu oleh mekanisme primitif yang mengakibatkan akurasinya sangat payah. Rudal serangan darat moderen memiliki kemampuan untuk menembak sebuah bangunan dengan memasukkannya melalui jendela atau memukul satu kendaraan dalam konvoi dengan presisi tinggi. Hal ini menjadi perbaikan paling mencolok yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Hampir semua rudal setiap bijinya berharga lebih dari US$1 juta. Tapi akurasi dan jangkauan mereka telah membuat mereka menjadi pilihan yang lebih disukai untuk menyerang target yang sangat keras. Sejauh ini hanya Amerika Serikat dan Rusia yang telah mengembangkan rudal jelajah serangan darat jarak jauh yang memiliki rentang 1.000-3.000 km, dan dapat ditembakkan dari darat, kapal, pesawat atau kapal selam. Negara lain sedang bermain catch up dan itu baru-baru ini banyak negara-negara Eropa dan Asia telah memperoleh rudal serangan darat jarak jauh yang dapat ditembakkan dari berbagai platform.

Salah satu pengguna utama dari LACM adalah Amerika. Mereka telah menembakkan ratusan Tomahawk dari kapal, kapal selam dan pesawat selama perang di Irak, Afghanistan dan Libya. Taktik ini, meskipun mahal, terbukti sangat sukses karena mereka berhasil menyerang target di lingkungan keras tanpa risiko pilot pesawat tempur mereka ditembak. Mereka menggunakan kemampuan berkeliaran dan kamera TV dari tomahawk untuk mencapai target dengan akurasi besar dan pada saat yang optimal. Hal ini membuat dunia rudal Tomahawk yang terkenal.
Sementara Rusia baru-baru ini juga menunjukkan kemampuannya dalam hal LACM. Beberapa kapal kecil mereka di Laut Kaspia melesatkan rudal Kalibr untuk menghantam target darat di Suriah yang jaraknya mencapai sekitar 2.000 km. Sebuah pertunjukkan yang membuat banyak pihak terhadap peningkatan kemampuan Rusia yang selama ini dianggap ambruk setelah runtuhnya Uni Soviet.
Anti-ship missiles (AShM)

Rudal anti-kapal yang mirip dengan struktur LACM, tetapi mereka berbeda dalam hal sistem bimbingan dan hulu ledak. AShMs pertama kali dikembangkan selama Perang Dunia II tetapi tidak pernah terlibat pertempuran kala itu. Tapi berbeda dengan senjata besar yang kebanyakan menjadi usang dalam perang angkatan laut, rudal jelajah semakin disukai karena memberikan mereka kemampuan untuk menghantam target dari jarak jauh jika dibandingkan dengan senjata terbesar yang digunakan pada waktu itu. Soviet dan Amerika membangun banyak prototipe, tapi Soviet yang pertama melengkapi semua kapal mereka dengan rudal jelajah anti kapal jarak jauh, sebagian besar memiliki kecepatan supersonik. Sementara Amerika baru 15 tahun kemudian akhirnya berhasil menyebarkan rudal anti kapal Harpoon.

Rudal jelajah anti kapal pertama Soviet yang sangat populer adalah P-15 Styx. Rudal yang murah dengan hulu ledak 450 kg dan kisaran 80 km. Rudal ini dibangun dan ditempatkan di ribuan tempat dan melihat aksi perang di berbagai tempat. Sejak itu rudal ini dipasok ke sekutu Soviet. Akibatnya negara-negara ini berhasil menimbulkan kerusakan besar pada angkatan laut dari negara-negara yang menggunakan peralatan Barat.

Rudal Exocet Prancis juga melihat sukses besar di beberapa perang yang menunjukkan bagaimana rudal yang harganya sekitar US$1 juta ini bisa menenggelamkan kapal senilai US$500 juta. Permintaan rudal anti kapal terus meningkat mengakibatkan senjata besar Angkatan Laut perlahan menjadi usang.