China selama beberapa dekade terakhir terus membangun kekuatan militernya. Angkatan Laut China menanamkan modal besar dalam pengadaan kapal selam dan armada kapal laut, angkatan udaranya mengembangkan teknologi pesawat siluman serta jet tempur generas keempat lainnya sementara Angkatan Darat juga dilengkapi dengan sistem persenjataan mematikan.
Dan kini China kembali membentuk unit khusus yang meski mungkin tidak akan terlalu bersenjata, tetapi memegang peran kunci jika China terlibat perang, terutama dalam tempo panjang.
Kantor Berita Xinhua pada Rabu 14 September 2016 melaporkan militer China membentuk pasukan baru perbekalan sebagai bagian dari reformasi dan modernisasi angkatan bersenjata terbesar di dunia.
Presiden Xi Jinping mengatakan satuan perbekalan akan mendukung kegiatan militer agar berjalan lebih baik. “Langkah itu adalah keputusan strategis Komite Pusat Partai Komunis untuk meningkatkan pertahanan nasional dan reformasi militer”, kata Xi dalam upacara peresmian unit baru seperti dikutip Xinhua.
“Pembentukan unit logistik gabungan yang modern dan sesuai dengan karakter China penting dilakukan demi meningkatkan performa militer berkelas dunia,” tambahnya.
Satuan baru ini akan didirikan di lima kota China, diantaranya Shenyang di wilayah timur laut dekat perbatasan dengan Korea Utara, kata Xinhua.
Xi mengatakan, bagian logistik merupakan unit utama dalam pertempuran strategis demi mendukung keberhasilan misi.
Pasukan baru itu mesti “meningkatkan persiapan logistik tempur serta menjalankan koordinasi yang lebih baik dengan mengadakan operasi gabungan latihan perang,” ujarnya.
Presiden Xi Jinping juga mendorong militer China kian mewaspadai sengketa di Laut China Timur dan Selatan.
China juga membentuk tiga satua baru militer pada Januari, salah satunya pasukan peluru kendali, yang mengendalikan penangkal nuklir. Pembentukan unit baru ini sebagai bagian dari reformasi militer yang diluncurkan.
Kebijakan pembaruan Xi mencakup pembentukan struktur komando operasi gabungan pada 2020, mengelola pasukan, dan memangkas jumlah tentara hingga 300 ribu orang.
China terlihat gencar meningkatkan kemampuan perangkat militernya, tetapi tantangan utama terletak pada integrasi struktur komando yang masih terpilah.
Beberapa langkah pembaruan Xi dianggap kontroversial oleh pihak militer. Koran angkatan bersenjata sempat menyiarkan rangkaian komentar yang menentang kebijakan pembaruan itu, serta keprihatinan atas pemangkasan jumlah tentara.
Baca juga: