More

    Perusahaan Kuwait Gagal Rebut Air Force One Gaddafi

    on

    |

    views

    and

    comments

    Perusahaan Kuwait Al-Kharafi Konstruksi Group memilih untuk menghentikan upaya untuk merebut sebuah pesawat mewah Libya yang dulunya menjadi Air Force One Muamar Qaddafi. Pesawat tersebut saat ini berada di Prancis.

    Kelompok Kharafi telah berusaha untuk mengambil alih kepemilikan pesawat tersebut untuk pembayaran penyelesaian kasus gugatan yang diputuskan oleh pengadilan karena Libya membatalkan kontrak pariwisata pada tahun 2010 dengan perusahaan itu.

    Sebuah panel arbitrase di Kairo pada Maret 2013 telah mewajibkan Libya membayar hampir satu miliar dolar untuk perusahaan Kuwait tersebut karena kehilangan potensi pendapatan 90 tahun dari proyek pariwisata yang dibatalkan Tripoli.

    “Kami lebih suka fokus pada penyitaan aset Libya lainnya, yang akan menjadi lebih layak,” pengacara Al-Kharafi ini, Remi Barousse, kepada AFP yang dikutip Libya Herald Minggu 11 September 2016.

    Keputusan Kharafi Group untuk meninggalkan upaya tersebut menyusul keputusan pengadilan di Perpignan 25 Agustus 2016 lalu di mana ada unsur kekebalan diplomatic yang menjadikan pesawat itu tidak bisa disita.

    “Hal ini sangat memuaskan melihat hakim mengakui fakta pesawat ini termasuk milik negara Libya dan memiliki kekebalan untuk disita,” Carole Sportes, pengacara sisi Libya mengatakan kepada AFP.

    Pesawat tersebut adalah sebuah Airbus A340 mewah  yang dibeli dari Pangeran Saudi Alwaleed bin Talal seharga € 120 juta tahun 2003.

    Rusak selama revolusi, pesawat dikirim ke Prancis untuk perbaikan pada 2012 dan telah menunggu pembayaran tagihan perbaikan yang diperkirakan menghabiskan jutaan Euro.

    Pengacara Prancis yang bertindak untuk Libya telah mengklaim ada kekebalan kedaulatan dalam kasus ini.

    Perusahaan Kuwait ini dimiliki oleh salah satu keluarga kaya di Teluk yang memiliki omset tahunan hingga US$ 4 miliar. Pada pada tahun 2006 untuk mengembangkan resort Holiday Inn mewah senilai US$130 juta di daerah Tajoura dari Tripoli dan akan selesai pada tahun 2011.

    Selain hotel 252 kamar, resort itu termasuk 100 villa, pusat perbelanjaan, pusat konvensi, spa dan pantai seluas 1,4 km dengan fasilitas klub dan olahraga air.

    Ketika Kharafi mendirikan anak perusahaan Sovereign Hospitality Holdings pada tahun 2008, proyek ini dialihkan ke perusahaan baru itu.

    Sampai kemudian setelah pemberontakan, kesepakatan itu dibatalkan, Kuwait mengatakan bahwa mereka telah menginvestasikan studi kelayakan, desain dan kontrak manajemen yang telah menghabiskan sekitar US$ 5 juta.

    Namun, bagian utama yang mereka persoalkan adalah potensi kehilangan keuntungan yang diperkirakan mencapai US$1,2 miliar ditambah bunga.

    Setelah keputusan arbitrase memenangkannya, perusahaan itu kemudian memburu sejumlah asset Libya untuk dijadikan bagian dari pembayaran ganti rugi.

    Baca juga:

    Apa Sebenarnya Air Force One?

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this