Pada tahun 1948, negara Israel adalah sebuah negara baru tanpa militer terpadu dan tanpa senjata yang cukup. Di satu sisi mereka memiliki begitu banyak musuh. Negara-negara Arab yang menjadi tetangganya langsung menyerang Israel menyebabkan pecahnya Perang Kemerdekaan Israel. Militer muda yang akhirnya akan menjadi Angkatan Pertahanan Israel putus asa karena tidak memiliki senjata.
Begitu putus asanya mereka untuk menggunakan senjata hingga akhirnya mereka menerima senjata Third Reich Jerman.
Salah satu fakta yang sedikit diketahui pada Perang Arab-Israel 1948, pasukan Israel menggunakan senjata Nazi. Padahal banyak dari mereka yang menghadapi senjata tersebut ketika ditindas Jerman selama Perang Dunia II dan memunculkan Holocaust.
Sebelum kemerdekaan, baik Inggris dan Amerika Serikat mengembargo penjualan senjata ke Yishuv, para pemukim Yahudi yang tinggal di Palestina di bawah kendali Mandat Inggris.
Berkat salah satu kesepakatan senjata yang paling tidak mungkin dalam sejarah, pemerintah Israel bisa mengelak embargo. Kesepakatan itu bagian dari Operasi Balak yang mendapatkan ratusan senapan mesin MG34. Senjata ini pertama kali masuk medan pertempuran ketika Jerman bertempur di Perang Saudara Spanyol. Ada ribuan senapan karabiner 98 bolt-action senjata infanteri Wehrmacht.
Angkatan Udara Israel yang masih muda bahkan menerbangkan pesawat tempur Avia S-199 buatan Cekoslovakia yang sebenarnya itu adalah Messerschmitt Bf 109 buatan Jerman. Bahkan pilot Israel pun menyebutnya Messerschmitt.
Bahkan senapan mesin ringan MP-40, senjata yang disukai oleh pasukan Waffen-SS selama Perang Dunia II juga ada di tangan milisi Yahudi.
Israel begitu senang memiliki senjata itu, bahkan beberapa senjata api masih memiliki tanda Nazi. “Dalam pikiran Israel adalah bagaimana bisa mempertahankan diri melawan tentara Arab. Dan itu bisa dibenarkan,” kata Uzi Eilam, seorang peneliti senior Institute for National Security Studies dan pensiunan jenderal IDF.