Ini adalah salah satu senjata era Perang Dingin yang terbukti masih berguna. Tentara Suriah menggunakan mortar 240mm diderek yang dibangun Rusia.
Senjata ini telah melewati sejarah panjang. Desain pertama kali terlihat selama Perang Dunia II dengan munculnya M240.
Ini adalah mortar diderek seberat empat ton yang umumnya menembakkan shell ledak tinggi 130kg (286 pon) yang berisi 34 kg (75 pon) bahan peledak. Pada 1970-an tentara Rusia mengganti versi diderek dengan self-propelled 2S4 seberat 30 ton. Beberapa di antaranya masih dalam pelayanan dengan Angkatan Darat Rusia.
2S4 dioperasionalkakn sembilan awak dan kendaraan memiliki armor yang bisa melindungi personel dari tembakan senapan mesin dan sebagian fragmen shell.
Suriah dan beberapa negara Eropa Timur lainnya memperoleh M240 selama Perang Dingin. Beberapa dari mereka yang ekspor era Perang Dingin dan masih digunakan.
Menggunakan M240 Suriah berhasil melawan benteng Israel selama perang 1973 dan lagi pada tahun 1989 melawan faksi anti-Suriah dalam Perang Sipil Lebanon.
Pada tahun 2011 Suriah membawa lagi keluar M240 dan 2S4 mereka untuk perang saudara tapi penggunaan telah terbatas, sampai 2016, karena kekurangan amunisi.
Mortar 240mm Rusia ini tetap berguna meskipun memilki jangkauan jarak pendek yakni sekitar 9.700 meter. Tingkat akurasi akan tinggi pada kisaran tersebut, terutama jika menembaki benteng atau di daerah perkotaan.
Mortir 240mm shell yang dapat membawa berbagai muatan. Dari daya ledak tinggi hingga dapat membuat fragmen mematikan pada radius 150 meter.
Tapi apa yang telah membuat mortar 240mm tetap digunakan adalah shell anti-fortifikasi yang dapat masuk beberapa meter ke dalam tanah dan beton untuk menghancurkan bunker bawah tanah.
Salah satu shell pembakar dapat membakar sebagian dari struktur besar, yang berguna ketika menembaki gudang atau bangunan pabrik.
Ada sebuah roket 240mm dengan kisaran 20 kilometer tetapi hulu ledak kecil dan akurasi kurang. Ada juga shell dipandu laser untuk penargetan yang tepat.
Sisi negatifnya 240mm memiliki tingkat tembakan rendah yakni hanya satu tembakan per menit.
Hanya ada satu lagi senjata artileri 240mm yang masih digunakan yakni M1 240mm howitzer yang dibangun Amerika. Taiwan masih memiliki empat howitzer 240mm yang ditempatkan di pulau-pulau Kinmen lepas pantai China.
Amerika membangun 315 senjata dengan berat 29 ton antara tahun 1944 dan 1945. Senjata ini ditarik oleh traktor dan digunakan untuk menghancurkan benteng musuh. Dimasukkan ke dalam cadangan setelah Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945.
Beberapa dibawa kembali untuk Perang Korea (1950-1953) dan beberapa diberikan kepada Taiwan untuk digunakan melawan artileri Cina yang menembaki Taiwan sampai tahun 1958.
Pada saat itu AS telah berhenti menggunakan M1 dan mempensiun mereka karena tidak ada lagi amunisi yang dibangun. Tapi Taiwan bisa terus memproduksi amunisi hingga mempertahankan empat M1 (yang disebut “Black Dragon”) tetap operasional.
M1 membutuhkan 14 awak, memiliki jangkauan maksimum 23 kilometer dan menembakkan hingga 30 shell daya ledak tinggi 163 kg (360 pon) dalam satu jam.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/10/23/5-senjata-paling-aneh-selama-perang-dunia-ii/