Dengan ketegangan di Laut China Selatan yang belum surut, Amerika Serikat berencana untuk menyetujui penjualan torpedo ke Taiwan.
Bulan lalu, Taiwan menyetujui perpanjangan layanan dua kapal selam kelas Dragon mereka. Upgrade yang dilakukab memungkinkan kapal selam yang diluncurkan pada akhir 1980-an, untuk terus beroperasi setidaknya selama 15 tahun. Selain itu, pemerintah berencana membangun delapan kapal selam serangan baru.
Tapi Taiwan juga perlu untuk menjaga senjata armada kapal selam. Setelah mengulur-ulur waktu selama bertahun-tahun, Amerika Serikat akhirnya sepakat untuk menyetujui penjualan torpedo kelas berat MK-48 untuk negara pulau.
Pejabat di Departemen Pertahanan Nasional Taiwan, berbicara kepada Defense News Kamis 8 September 2016 mengatakan negara telah resmi mengkonfirmasi perjanjian, tetapi masih belum diketahui berapa banyak torpedo akan dibeli.
Senjata ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Raytheon AS, yang menggambarkan MK-48 sebagai senjata yang efektif terhadap semua target, baik dalam lingkungan pesisir dan laut dalam.
“Torpedo ini mampu operasi secara otonom atau kontrol melalui kawat penghubung,” menurut situs perusahaan.
“Bimbingan dan kontrol berbasis software memungkinkan operasi otonom, dengan taktik ‘fire and forget’, keterlibatan simultan terhadap beberapa sasaran. Teknologi MK-48 secara signifikan mengurangi kebisingan.”
Kesepakatan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, di mana Beijing telah membangun serangkaian pulau buatan.
Laut China Selatan diklaim oleh China dan tumpang tindih dengan klaim Taiwan, Brunei, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.
Baca juga: