Angkatan Darat Amerika Serikat bekerja untuk membangun sebuah senjata kecepatan tinggi dan akan menjadi rudal pertama mereka yang mampu menghantam target pada jarak 500 km atau tiga kali dari kisaran senjata yang ada sekarang ini.
Rudal darat ke darat itu digunakan untuk menghancurkan bunker musuh, area landasan helikopter, konsentrasi pasukan dan target tetap lain.
Senjata yang dikenal sebagai Long Range Precision Fires Missile, dijadwalkan akan beroperasi pada 2027.
“The Long Range Precision Fires Missile akan menyerang, menetralisir, menekan dan menghancurkan target menggunakan tembakan langsung rudal presisi dari unit artileri mendukung brigade, divisi, korps, Angkatan Darat, pasukan gabungan dan Korps,” kata O’Boyle, juru bicara Program Executive Office, Rudal & Space, mengatakan Scout Warrior Selasa 6 September 2016.
Senjata baru ini dirancang untuk menggantikan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat MGM-140 era 1980. Rudal ini mampu menembak setidaknya dalam rentang 160 kilometer.
Jika mengacu pada gambar desain render Long Range Precision Fires Missile yang dibangun Raytheon dikerahkan dari sebuah peluncur bergerak.
Sebuah aspek kunci dari LRPF adalah kemampuan serangan jarak jauh untuk memungkinkan unit darat menyerang dari jarak aman.
Rudal LRPF akan memiliki teknologi hulu ledak dan bimbingan baru yang bertujuan untuk mampu beroperasi di segala cuaca, presisi tinggi dan tingkat kerusakan serangan.
Selain itu, LRPF akan ditembakkan dari dua peluncur Army yakni M142 High Mobility Artillery Rocket System dan the M270 Multiple Launch Rocket System.
Sistem senjata baru akan memecat dua rudal dari pod senjata tunggal dan menggunakan sistem bimbingan teknologi lebih tinggi dari pendahulunya.
Angkatan Darat AS adalah yang pertama mengerahkan presisi persenjataan yang ditembakkan dari dipecat seperti GPS-guided Excalibur precision 155m artillery round dan the longer-range Guided Multiple Launch Rocket System, or GMLRS. These weapons
Senjata-senjata ini, yang pertama kali digunakan dalam pertempuran di Irak dan Afghanistan pada 2006 hingga 2009 , mengantar pada munculnya jenis senjata baru untuk memberikan Komandan lebih banyak pilihan dalam serangan dan menentukan target dengan presisi besar dari jarak jauh.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2015/10/26/6-angkatan-darat-paling-besar-sepanjang-masa/