Membangun kapal selam dengan kecepatan tinggi bahkan pada tingkat supersonik adalah hal yang selama ini dianggap mustahil. Kapal selam harus menghadapi hambatan alam ketika harus menembus air yang akan sulit untuk ditembus.
Tetapi sebuah penelitian yang didanai Angkatan Laut Amerika menemukan solusi sederhana, yakni dengan gelembung.
Para peneliti di Penn State Applied Research Laboratory sedang mengembangkan sebuah sistem baru menggunakan teknik yang disebut superkavitasi. Ide baru ini didasarkan pada teknologi Soviet yang dikembangkan selama perang dingin.
Superkavitasi adalah kemampuan kapal untuk menciptakan gelembung udara ketika berlayar di dalam air sehingga kapal seperti terbang untuk menghindari hambatan air.
Sebuah torpedo Soviet yang disebut Shakval mampu mencapai kecepatan 370 kilometer / jam atau lebih yang jauh lebih cepat daripada torpedo konvensional lainnya. Kecepatan ini bisa dicapai juga karena superkavitasi.

Populer Science Selasa 28 Juni 2016 menulis superkavitasi hanya bekerja ketika kapal selam tetap kering. Torpedo Rusia melakukan ini dengan melepaskan gas dari hidung torpedo yang membungkus tubuh dengan udara dan menjaga kering hingga bisa melesat di bawah air.
Tapi gelembung berfluktuasi, dan jika kapal selam sudah basah maka akan sulit menciptakan superaktivasi. Studi Penn difokuskan pada pemodelan aliran gas, dan menjaga tubuh kapal selam tetap kering bahkan ketika terjadi gas berdenyut di sekitarnya.
Daily Mail menulis secara teori, sebuah kapal superkavitasi bisa menembus kecepatan suara di bawah air, atau sekitar 5,800km / jam. Mengutip laporan California Institute of Technology pada tahun 2001 dengan kecepatan ini kapal selam bisa melintasi transatlantik hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Sementara untuk melintasi Pasifik hanya butuh waktu 100 menit.
“Pada dasarnya superkavitasi digunakan untuk secara signifikan mengurangi drag dan meningkatkan kecepatan dalam air,’ kata Grant M. Skidmore dari Penn State Applied Research Laboratory.