Raytheon Missile Sistem mendekati penyelesaian pengujian terakhir Small Diameter Bomb II GBU-52/ B dan siap untuk memproduksi sistem senjata canggih untuk Amerika.
Angkatan Udara AS dijadwalkan untuk membeli 250 unit Small Diameter Bomb II GBU-53/ B (NaDBS).
Dengan berat 250 pound (110kg) memungkinkan pesawat Angkatan Udara AS membawa jumlah yang lebih tinggi dari yakni dengan empat NaDBS untuk mengganti bom tunggal 2.000 pound (907kg) yang ada pada sejumlah pesawat tempur Amerika.
SDB-II memiliki sistem pencari tiga mode yakni radar, inframerah dan laser yang untuk pertama kalinya bersama-sama dengan panduan GPS digunakan dalam bom presisi-dipandu sebelumnya.
“Tidak ada sistem senjata lain di dunia mempekerjakan pencari canggih triple mode untuk menghancurkan target bergerak stasioner di battlespace,” jelas Program SDB-II Raytheon Jim Sweetman.
“Putaran terbaru dari uji penerbangan SDB-II memverifikasi kemampuan sistem senjata. Program ini terus maju menuju tahap pengujian berikutnya untuk menambah kepercayaan pemerintah dan pengujian operasional.”
“Bom presisi dipandu memiliki kemampuan serangan lebih dari 45 mil (72.5km) bahkan terhadap target bergerak yang berjalan pada kecepatan hingga 50 mil per jam (80km / h) tanpa mengakibatkan kerusakan kolateral yang tidak semestinya.”
Versi asli dari sistem, SBD-I, saat ini terintegrasi dalam F-15E dengan integrasi masa depan direncanakan untuk jet tempur F-16, F-22, F-35 serta seluruh bomber triad nuklir B -1 Lancer, B-2 Spirit, dan B-52 Statofortress.