Site icon

Jalan Panjang Su-22 Iran Hingga Bertempur di Suriah

Pesawat tempur bomber Su-22 milik Iran diketahui beroperasi di  Suriah. Sesungguhnya pesawat itu menyimpan kisah panjang sebelum kemudian digunakan Suriah untuk bertempur dengan rakyatnya sendiri.

Angkatan Udara Suriah atau Syrian Arab Air Force (SyAAF) terus terlibat dalam perang saudara yang hampir mencapai empat tahun. Dan kini kekuatan mereka sangat tergantung pada bantuan dari Rusia dan Iran.

Su-22 Iran

Setelah upgrade beberapa Mi-17 SyAAF dengan pelat baja dan kamera FLIR, penempatan Mojaher 4, Yasir dan Shahed 129 UAV di Suriah dan bahkan menyediakan Il-76TD ke SyAAF atas nama Syrian Air, Iran sekarang menambah bantuannya dengan pengiriman 10 pesawat tempur pembom Su-22  ke Suriah.

Kesepuluh pesawat ini sebenarnya dulu punya Irak yang menjadi bagian dari 40 pesawat diterbangkan ke Iran selama Operasi Badai Gurun untuk diamankan. Namun oleh Iran kemudian dirombak dalam beberapa tahun terakhir setelah mereka Cuma berdiri manis di di Pangkalan Udara Shiraz selama beberapa dekade menunggu nasib yang tidak jelas.

Awalnya pesawat ini dianggap sebagai “tamu” dan dipelihara hanya untuk menjaga mereka dalam kondisi baik. Namun pada Juli 1993 pesawat itu secara resmi dimasukkan ke layanan Angkatan Udara Irantetapi tidak untuk operasional karena keterbatasan anggaran.

Iran sempat mengkontrak sebuah tim penasihat teknis Ukraina untuk merombak Su- 22, tetapi batal dilakukan karena mahalnya biaya yang dibutuhkan. Akhrinya Iran memutuskan untuk memulihkan 10 pesawat tersebut tanpa harus dengan menggunakan bantuan asing. Untuk memperbaiki 10 Su-22M-3 dan Su-22M-4 mereka mengorbankan pesawat lain untuk dikanibal suku cadangnya. Program ini baru dimulai pada tahun 2013.

Next: Suriah Krisis

Su-22 Iran yang tertangkap kamera terbang di Suriah

Sementara Angkatan Udara Suriah mengalami peningkatan drastis penerbangan sejak perang berkecamuk. Jelas ini mempengaruhi kemampuan pesawat mereka.

Bahkan seluruh Suriah MiG-23BN dan sebagian besar Su-22 yang harusnya sudah diganti masih dipaksa terbang ke garis depan peperangan guna melakukan misi pemboman di sejumlah desa.

Namun usia tidak bisa dilawan. Setelah itu banyak pesawat yang harus digrounded berminggu-minggu untuk pemulihan. Peran mereka sementara diambil alih oleh jet tempur seperti MiG -23MF, MiG-23ML (D) dan MiG-29.

Nasib Su-22 Iran untuk sementara jelas. Sebanyak 10 pesawat masuk ke Angkatan Udara Garda Revolusi dalam status operasional.

Iran juga mengirimkan setidaknya enam pilot ke Belarusia untuk belajar tentang pesawat ini. Tetapi secara mengejutkan program in kemudian dibatalkan beberapa bulan lalu.

Dan turun perintah langsung dari Ayatollah Khamenei agar  sepuluh Su-22 dimasukkan ke Il-76 dan diterbangkan ke Suriah. Dan akhirnya pesawat itupun menjadi bagian dari pertempuran dengan dijalankan oleh Angkatan Udara Suriah yang sudah terbiasa dengan pesawat tersebut.

Yang pertama ini dari Su-22 Iran ini terlihat saat pemboman kota Talbeesa, Homs Governorate, pada 9 Maret 2015. Pesawat tampak mengenakan skema kamuflase baru.

Aliran terus dukungan militer kepada Suriah menunjukkan  tekad Iran dalam upaya mereka untuk mendukung rezim Suriah, dan sekali lagi menunjukkan konflik ini masih akan terus berlangsung dalam waktu yang lama.

Exit mobile version