Pyongyang disebut secara serius meng-upgrade seluruh kekuatan militernya termasuk fasilitas pelatihan dan sistem senjata yang semakin meningkatkan ancaman terhdap Korea Selatan dan Amerika serta negara tetangga lain.
“Tujuan utama dari Angkatan Laut Rakyat Korea adalah pertahanan pesisir. Misi sekunder meliputi mendukung pasukan operasi khusus dan operasi Angkatan Darat Korea Utara,” tulis North 38, sebuah website berbasis di AS yang berfokus kegiatan militer Korea Utara sebagaimana dikutip Sputnik Jumat 2 September 2016.
Gambar satelit komersial menunjukkan bahwa upgrade, berlangsung di pangkalan Angkatan Laut Munchon dan telah berlangsung setidaknya sejak 2014.
Munchon terletak di Kota Wonsan dan pangkalan angkatan laut terbesar di pantai timur dari Korea Utara.
Joseph Bermudez, yang menulis analisis untuk US-Korea Institute di Johns Hopkins University’s School of Advanced International Studies mengatakan kepada Stars and Stripes upgrade intensif dilakukan sejak Kim Jong Un berkuasa.
“Tampaknya Korea Utara, pada saat ini berkonsentrasi ke semua brigade sniper angkatan laut pada pantai timur. Sejak Kim Jong Un telah berkuasa, kita melihat peningkatan di seluruh papan dalam kemampuan militer Korea Utara. ”
Analisis Bermudez melaporkan bahwa fasilitas pendukung kapal sedang dikembangkan yang relatif tak tersentuh pada pemerintahan, Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.
Menurut Bermudez ini dapat meningkatkan pertahanan pesisir Angkatan Laut Korea Utara dan kesiapan untuk konflik terbuka dengan Seoul
Sebuah panel ahli Kementerian Luar Negeri Korea Selatan yang membahas perkembangan Korea Utara menyimpulkan bahwa Kim Jong Un berusaha untuk memastikan bahwa pasukan operasi khusus Pyongyang dan kapasitas pangkalan militer dikembangkan bersamaan dengan pengembangan rudal balistik dan kemampuan nuklir.
Setidaknya ada 16 unit angkatan laut di Pangkalan Munchon, dan perkembangan besar berlangsung di tiga, dengan satu pengujian anti-kapal rudal KH-35 dan kapal patroli rudal Kelas Nongo.
“Jika baru sistem rudal KH-35 berhasil diintegrasikan ke dalam Angkatan Laut Korea Utara dan banyak digunakan, hal itu akan meningkatkan ancaman pada kapal Korea Selatan dan AS Angkatan Laut di wilayah ini.”
Presiden Korea Selatan Park Geun-hye di depan militer mengatakan bulan lalu bahwa setiap provokasi dari Pyongyang akan menjadi awal bagi kehancuran rezim Korea Utara. “Saya mengajak Anda untuk mempertahankan postur yang kuat guna membalas untuk memastikan bahwa setiap upaya oleh utara dalam setiap bentuk provokasi akan mengarah pada penghancuran diri dari rezim Korea Utara.”
Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih dalam situasi perang meski tidak ada lagi pertempuran sejak 63 tahun tetapi penghentian perang hanya berdasarkan pada perjanjian damai pada tahun 1953.