Tertunda Lama, Gedung Putih Siap Setujui Penjualan F-15 dan F/A-18 ke Timur Tengah
USAF

Tertunda Lama, Gedung Putih Siap Setujui Penjualan F-15 dan F/A-18 ke Timur Tengah

Amerika Serikat siap untuk menjual jet tempur yang dibangun Boeing ke Qatar dan Kuwait senilai US$7 miliar atau sekitar Rp91,7 triliun setelah bertahun-tahun penundaan. Kemungkinan awal pekan depan pemberitahuan segera disampaikan ke Kongres.

Rencana penjualan telah terhenti di tengah kekhawatiran yang dilontarkan Israel, sekutu paling dekat Washington di Timur Tengah, bahwa peralatan peralatan yang dikirim ke negara-negara Teluk Arab akan digunakan untuk melawan mereka.

Para pejabat AS juga telah mengkritik Qatar yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok Islam bersenjata.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kebijakan AS tidak mengomentari penjualan pertahanan AS yang diusulkan sampai mereka telah secara resmi diberitahukan kepada Kongres, namun Washington tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Teluk.

“Selama beberapa dekade, kami telah menunjukkan komitmen ini melalui upaya terus-menerus untuk meningkatkan hubungan diplomatik dan membangun kapasitas pertahanan di seluruh wilayah, khususnya melalui promosi perjanjian keamanan, penjualan militer asing, latihan, pelatihan, dan pertukaran,” kata pejabat itu.

Penundaan telah menyebabkan frustrasi di kalangan pejabat pertahanan AS dan eksekutif industri, yang telah memperingatkan bahwa Washington akan kehilangan miliaran dolar dari bisnis ini jika pembeli tidak sabar dan mencari pemasok lain.

Empat sumber di Amerika dan Teluk kepada Reuters mengatakan bahwa kini kesepakatan penjualan itu sudah di ambang pintu.

“Ini [penjualan] sudah dekat. Kami berharap keputusan minggu depan,” kata seorang pejabat dari Kementerian Pertahanan Qatar, yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada publik.

F/A-18 Super Hornet /USAF
F/A-18 Super Hornet /USAF

Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS telah mempertimbangkan penjualan 36 jet tempur Boeing F-15 ke Qatar dengan nilai sekitar US$ 4 miliar. Mereka juga mempertimbangkan penjualan 28 F/A- 18E/F Super Hornets, ditambah pilihan untuk 12 tambahan ke Kuwait senilai sekitar US$ 3 miliar.

Sumber mengatakan para pejabat di kedua lembaga sebagian besar telah setuju dengan penawaran beberapa waktu lalu, tetapi tinggal menunggu persetujuan akhir dari Gedung Putih, yang sekarang sudah ada.

“Sebuah keputusan oleh pemerintah sangat dekat,” kata salah satu sumber, yang tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka.

Setelah Gedung Putih memberikan persetujuan secara resmi, para pejabat AS akan mulai memberitahu secara informal anggota parlemen sebelum mengirim pemberitahuan resmi kepada Kongres 40 hari kemudian, pada titik di mana penawaran akan diumumkan secara terbuka.

Sumber lain  mengatakan kesepakatan ketiga, terkait penjualan F 16 ke Bahrain, masih dalam pertimbangan.

Qatar selama ini menjadi  rumah bagi pangkalan udara AS terbesar di Timur Tengah. Sementara  dan Kuwait telah menggenjot belanja militer setelah pemberontakan di seluruh dunia Arab dan di tengah meningkatnya ketegangan antara negara-negara Teluk Arab dan Iran.

Qatar dan Kuwait adalah bagian dari aliansi 34 negara yang diumumkan oleh Arab Saudi pada bulan Desember untuk melawan ISIS dan al Qaeda di Irak, Suriah, Libya, Mesir dan Afghanistan.

Baca juga:

F/A-18 Super Hornet, Totalitas Perang