Australia akan Ubah Undang-Undang agar Lebih Leluasa Serang ISIS
Kementerian Pertahanan Australia

Australia akan Ubah Undang-Undang agar Lebih Leluasa Serang ISIS

Australia akan memperluas misi militer mereka melawan kelompok ISIS di Suriah dan Irak setelah mengubah undang-undang mereka.

Australia bergabung dengan koalisi melawan ISIS pimpinan Amerika Serikat pada September 2014 lalu.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan pada Kamis 1 September 2016 mengatakan bahwa peran Australia terhambat oleh perbedaan antara undang-undang Australia dan internasional, sebuah celah yang akan ditutup pemerintahannya dengan mengeluarkan ketentuan baru.

Undang-undang Australia saat ini hanya mengizinkan untuk menyerang mereka yang berperan aktif dalam tindakan kekerasan. Aturan ini disebut Turnbull lebih mengekang daripada ketentuan internasional yang ada.

“Resiko hukum ini memberikan sebuah tantangan besar terhadap keefektifan sejumlah operasi kami. Artinya bahwa pemilihan target (Pasukan Pertahanan Australia) di Irak dan Suriah dibatasi, dan kami tidak dapat beroperasi sebebas rekan-rekan koalisi kami,” Turnbull mengatakan kepada parlemen Australia.

Turnbull mengatakan bahwa sejumlah operasi militer dapat diperluas untuk menyasar jangkauan lebih luas para anggota ISIS ketika ketentuannya telah diubah.

Sebagai penggambaran perluasan tanggapan lepas pantai mereka terhadap peningkatan ancaman dari ISIS.  Turnbull mengatakan bahwa pemerintahannya juga akan menekankan langkah-langkah untuk menangkal serangan teror setempat.

Sebagai sebuah sekutu setia AS, Australia telah berada dalam keadaan siaga tinggi terhadap sejumlah serangan oleh para ekstremis setempat sejak 2014, dan telah mengalami sejumlah serangan “sendiri,” termasuk sebuah penyerangan kafe di Sydney dimana dua orang sandera tewas beserta pelaku bersenjata.

Pada Juli lalu, Australia mengajukan ketentuan untuk menahan mereka yang diduga berkaitan dengan aksi teror hingga batas waktu yang tidak ditentukan, jika mereka dirasa akan memberikan ancaman terhadap masyarakat saat mereka dibebaskan nantinya.

Turnbull mengatakan ketentuan itu akan disampaikan kepada parlemen pada minggu depan. Turnbull juga melakukan pengawasan lebih ketat terhadap para pendukung ISIS potensial di Australia.

Dia mengatakan bahwa kurang lebih 200 orang telah diperiksa di Australia atas keterlibatan mereka terhadap para individu atau kelompok dalam konflik di Suriah dan Irak.

“Masih ada orang-orang di luar negara kami, dan beberapa di dalamnya, yang tidak menyukai kebebasan yang kami nikmati dan ingin mengancam mereka dengan kekerasan,” ujar Turnbull.