
Meski situasi putus asa ini sebagian karena masalah ekonomi negara, hubungan tegang antara sipil dan militer juga sangat mempengaruhi situasi ini.
Pada tahun 2006, terungkap bahwa unit intelijen angkatan laut melakukan pengawasan dan menjaga berkas pada beberapa pemimpin serikat, wartawan dan politisi, termasuk Menteri Pertahanan Nilda Garre.
Skandal ini akhirnya menyebabkan, pada tahun 2012 Presiden Cristina Fernandez de Kirchner menarik tidak kurang dari 36 perwira tinggi untuk pensiun.
Selain itu, skandal penyelundupan narkoba pada tahun 2005 memaksa pembersihan terhadap pimpinan Angkatan Udara yang menurunkan citra militer di mata public.
Antara 2004 dan 2013, pengeluaran militer Argentina rata-rata sekitar 0,8 persen dari PDB, menunjukkan militer jauh dari prioritas negara.
Ketegangan antara eksekutif dan militer telah berkontribusi pada penipisan virtual kemampuan negara untuk melindungi wilayah udara dan bahkan melakukan pengawasan yang paling dasar dari domain maritime Argentina yang mencapai luas enam juta kilometer persegi.
Untuk melindungi ruang ini, mereka hanya memiliki 12 kapal yang kemampuannya meragukan dan satu pesawat P-3C Orion dengan lima yang lain masuk cadangan meskipun ada rencana untuk membarui tiga pesawat patroli maritime ini.
Jauh lebih serius, adalah ketidakdisiplinan di militer. Banyak senapan, amunisi dan bahkan rudal anti-tank TOW menghilang dari gudang persenjataan Argentina dan muncul sebagai sumber utama senjata untuk geng-geng kriminal di Amerika Selatan.
Terpilihnya Presiden Macri menawarkan prospek untuk pembalikan situasi ini. Tetaapi tidak ada pilihan yang mudah. Pada 1 Februari 2016 Macri ditempatkan permintaan prioritas tinggi untuk mesin pengganti dan suku cadang pesawat A-4R dengan harapan memulihkan armada untuk beberapa derajat.
Namun, jika langkah itupun berhasil itu hanya menunda masalah. Pengabaian lebih dari dua dekade berarti hampir seluruh militer menghadapi situasi usang dan ekonomi negara yang sulit tetap akan menjadikan angkatan bersenjata mereka menghadapi situasi yang menakutkan.
Tetapi yang harus dihargai di tengah kesulitan ekstrem Argentina memiliki personil terlatih dan industri senjata dalam negeri yang mampu menghasilkan produk seperti tank TAM, pesawat Pucara dan Pampa, dan korvet MEKO 140A16.
Kombinasi personil terlatih dan kemampuan produksi senjata dalam negeri merupakan suatu pertanda baik untuk pemulihan militer Argentina jika ada dana yang cukup tersedia. Meskipun demikian pedih melihat militer yang dulu sangat berani menantang anggota NATO dalam pertempuran sekarang menjadi impoten.