Faktor Taktis

Parshall membandingkan beberapa faktor, seperti kecepatan dan pengendalian kerusakan. Iowa bisa berlayar pada 33 knot semenara Yamato 27, yang akan memberi beberapa keuntungan dalam membuka atau menutup kisaran. Yamato memiliki perpindahan sepertiga lebih besar dari Iowa, yang akan memberi kemampuan lebih besar untuk menahan kerusakan. Tapi ketika datang untuk mengkontrol kerusakan Amerika jauh di depan Jepang dan negara-negara lain.
Jadi siapa pemenangnya? Dengan memperhatikan sejumlah data itu Parshall masih memegang Iowa dalam pertarungan ini. Meski menurutnya pertempuran akan berlangsung sangat ketat. Kecuali Yamato mampu menghancurkan radar Iowa pada serangan awal, maka Yamato akan mampu memporakporandakan Iowa atau setidaknya menjadikan kapal perang AS ini lari tunggang langgang.
Tetapi tentu saja, skenario ini adalah sebatas hipotetis, dan masih sangat banyak hal yang mempengarhui dalam perang. Termasuk bagaimana kehandalan laksamana kapal mengatur strateginys
Yamato dan Iowa jika bertemu dalam pertempuran juga dipastikan tidak sendirian karena kedua petinju kelas berat ini dikelilingi oleh kapal penjelajah, kapal perusak dan kapal selam. Analisa ini dibuat setidaknya untuk sedikit menjawab banyaknya rasa ingin tahu bagaimana jika kedua kapal ini benar-benar bertemu di medan laga
Pada tahun 1945 era battlewagon sudah berakhir, tenggelam di bawah tekanan berat pesawat. Bahkan, Yamato tenggelam saat bunuh diri ketika lari ke Okinawa pada tanggal 7 April 1945 saat kewalahan oleh gelombang pembom AS berbasis kapal indukl
Sementara Iowa menikmati karier melewati Perang Dunia II, Perang Korea dan bahkan diaktifkan kembali sampai tahun 1980. Dia banyak membombardir target darat tetapi tetapi tidak pernah memiliki kesempatan untuk terlibat pertarungan dengan kapal perang musuh.