Su-24 Suriah Ternyata Tidak Sadar Dibayangi F-22
F-22 Raptor / USAF

Su-24 Suriah Ternyata Tidak Sadar Dibayangi F-22

Dua pesawat tempur siluman F-22 Ratpor Amerika mencegat jet tempur Suriah ketika melakukan serangan di Suriah utara pekan lalu. Pilot Raptor mengatakan mereka terbang dalam jarak 2.000 kaki dari pesawat tanpa disadari oleh pilot Suriah jika mereka sedang dibayangi.

Pertemuan tegang terjadi setelah jet Suriah menjatuhkan bom di dekat posisi pasukan Amerika dan Kurdi di Suriah utara. Pentagon memperingatkan Suriah bahwa pasukan Amerika berwenang untuk mengambil tindakan mempertahankan pasukannya. Pesawat Suriah belum menjatuhkan bom di daerah itu sejak kejaian tersebut.

“Aku mengikutinya sekitar tiga loop,” kata salah satu pilot Amerika berusia 38 tahun yang dikirim dalam misi itu  kepada USA TODAY Rabu 24 Agustus 2016. “Dia tampaknya tidak sadar aku ada di sana.” Dua pilot meminta agar nama mereka dirahasiakan untuk alasan keamanan.

Insiden hari Jumat, seperti yang dilaporkan terjadi pada sore hari, ketika sebuah pesawat Suriah terlihat memasuki wilayah udara di sekitar Hasakah, dan sepasang F-22, sudah di daerah itu mengejar ke arah mereka.

Kapten dengan cepat menggunakan frekuensi radio yang umum digunakan untuk menghubungi pesawat Suriah, meminta pilot untuk mengidentifikasi dirinya dan menyatakan niatnya. Tetapi tidak ada tanggapan.

Komandan AS juga menghubungi Rusia melalui telepon untuk mencari informasi, tetapi Rusia tidak menyadari tindakan Suriah.

Pada saat itu satu-satunya cara untuk mendapatkan informasi adalah mengirim pilot Amerika mendekati pesawat Su-24 Fencers Suriah, untuk menentukan apakah mereka bersenjata atau menjatuhkan bom.

Pilot Amerika meminta izin untuk lebih dekat dengan pesawat Suriah guna memastikan apakah mereka membawa senjata pada sayap mereka atau tampak menyerang target darat. Biasanya pilot berada di bawah perintah untuk menjaga jarak dari pesawat Rusia atau Suriah guna menghindari salah perhitungan.

Izin diberikan. Salah satu F-22 bermanuver di belakang pesawat Suriah untuk melihat lebih dekat. Setelah sekitar 15 menit, jet Suriah meninggalkan daerah, tampaknya mereka tidak menyadari sedang diikuti.

Beberapa saat kemudian jet Suriah kedua memasuki wilayah udara Hasakah. Pilot Amerika segera mendekatinya urutan. Tak satu pun dari pesawat Suriah tampaknya membawa senjata, kata pilot.

Di pusat komando udara di Qatar, yang mengawasi operasi udara di Timur Tengah, Mayjen. Jay Silveria mengatakan dia siap untuk memerintahkan pilot untuk menembak jatuh pesawat Suriah jika mereka mengancam pasukan koalisi. “Saya tidak akan ragu-ragu,” katanya.

“Semua yang saya butuhkan pada saat itu untuk menembak jatuh mereka adalah laporan dari darat bahwa mereka sedang diserang,” kata Silveria. “Kami berada di posisi yang sempurna untuk mengeksekusi dengan beberapa persenjataan yang cukup canggih.”

Tapi laporan dari darat dan pilot Amerika menegaskan bahwa pesawat Suriah tidak menjatuhkan bom dan tampaknya hanya transit melalui wilayah tersebut. Suriah memiliki pangkalan udara di wilayah tersebut, dan tidak jarang bagi mereka untuk terbang di atas daerah tersebut.

 

F-22 adalah pesawat siluman, dan pilot dilatih untuk menghindari agar tidak terlihat oleh musuh-musuh mereka. Komandan akhirnya menyadari pencegatan dengan Raptor memiliki sisi kelemahan karena kemudian pesawat Suriah tidak memahami pesan yang disampaikan mengingat mereka tidak sadar jika dibayangi.

“Mulai sekarang jika itu terjadi, kita akan memperlihatkan kita agar terlihat oleh mereka,” kata Brigjen. Jenderal Charles Corcoran, komandan 380th Air Expeditionary Wing.

Next: Salah Paham Bisa Fatal