Pada tanggal 24 Agustus, pasukan Turki yang didukung oleh pesawat Amerika meluncurkan operasi di kota Jarablus Suriah utara. Serangan itu dijuluki “Efrat Shield” dan didukung oleh koalisi pimpinan AS.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa operasi itu ditujukan terhadap gerilyawan ISIS dan pasukan Kurdi. Operasi itu dilakukan setelah serangan teroris di Gaziantep akhir pekan lalu yang menewaskan lebih dari 50 orang. Pemerintah Turki menyalahkan ISIS atas serangan itu.
Tank, pesawat dan pasukan khusus Turki yang didukung oleh pesawat koalisi melancarkan serangan terkoordinasi di Suriah untuk mendorong kembali ISIS mundur dari perbatasan Turki dan mencegah Kurdi memperluas kontrol mereka.
Kemudian pada hari itu, Presiden Erdogan mengumumkan bahwa pasukan Turki telah mengambil kontrol Jarablus. Pengambilalihan Jarablus akan mencegah Kurdi menyatukan wilayah yang mereka kuasai.
Kurdi Suriah mengontrol daerah di utara Hasakah dan provinsi Raqqa. Di Aleppo, mereka mengontrol wilayah kecil di barat laut dan timur laut.
“Ini adalah tujuan utama dari operasi – untuk menutup bank Barat Efrat bagi pasukan Kurdi dan mencegah mereka dari menyatukan dua wilayah,” kata Semen Bagdasarov, Direktur Pusat untuk Timur Tengah dan Studi Asia Tengah sebagaimana dikutip Sputnik Rabu 25 Agustus 2016.
Washington memutuskan untuk mendukung Turki menyerang Kurdi meskipun fakta bahwa sebelumnya pasukan Kurdi bekerja sama dengan militer AS dalampembebasan Manbij.
Kenapa Amerika meninggalkan Kurdi dan bahkan ikut menyerang? Jelas terlihat Amerika masih mengejar tujuan utama mereka, untuk melemahkan pemerintah Bashar Assad.
Washington memiliki tujuan taktis yang jelas yakni untuk membuat beberapa kemajuan militer di Suriah dan Irak sebelum pemilihan presiden pada bulan November. AS sekarang membangun berbagai koalisi yang kadang-kadang tak terduga, dalam upaya untuk mengumpulkan sebanyak pasukan sebanyak mungkin untuk bisa merebut Raqqa.
Kurdi tidak siap mati untuk merebut Raqqa karena bukan tanah mereka. Sehingga AS akan mendukung Ankara untuk memiliki kemungkinan tawar-menawar dengan Kurdi di masa depan,
Mengingat hubungan yang sedang tidak baik antara AS dan Turki apakah ini kebetulan yang simbolik? Operasi ini adalah cara AS untuk menarik perhatian Ankara pada Fethullah Gulen dan menunjukkan bahwa AS dan Turki tetap sekutu strategis.