SuperCobra: Senjata Rahasia Marinir AS Masuk Medan Perang Libya
Military.com

SuperCobra: Senjata Rahasia Marinir AS Masuk Medan Perang Libya

Di bawah komandan baru Jenderal Marinir Thomas Waldhauser, African Comando (AFRICOM) telah mengerahkan helikopter mematikan di teater Libya untuk menguras dan menghancurkan energi ISIS.

Marinir AS telah meluncurkan senjata rahasia baru mereka dalam sebuah serangan udara ke kelompok garis keras tersebut di Libya, yang memungkinkan serangan presisi dan kekuatan tingkat tinggi.

Senjata rahasia tersebut adalah helikopter twin engine AH-1W SuperCobra. Juru bicara Komando Afrika Amerika Charles Prichard mengatakan helikopter milik Unit Ekspedisi Marinir yang bergabung dalam serangan tiga minggu ini  telah menunjukkan dirinya menjadi game changer dalam pertempuran.

SuperCobra digunakan oleh pasukan pimpinan AS di Libya, mulai 1 Agustus 2016 sebagai bagian dari Operation Odyssey Lightning  yang dilakukan dengan persetujuan dari Libyan Government of National Accord.

Selama operasi digelar  pasukan AS telah menyelesaikan 77 serangan udara menggunakan SuperCobra, serta AV-8B Harriers, dalam mendukung paskan pemerintah Libya melawan ISIS.

“Kami memiliki berbagai kemampuan di berbagai lokasi di wilayah ini yang memungkinkan kita untuk melaksanakan serangan udara tersebut,” kata Prichard melalui email kepada Military.com. Selasa 23 Agustus 2016

“The AH-1 Kobra memberikan kemampuan presisi serangan udara dan dukungan udara jarak dekat untuk lebih memungkinkan pasukan darat Libya mencapai tujuan.”

Pada hari Senin, tiga serangan udara oleh SuperCobra menghancurkan sebuah truk pasokan dan 10 posisi pertempuran ISIS

Analis percaya bahwa masuknya SuperCobra ke teater Libya menandai pendekatan yang lebih agresif oleh Komando Africa  di bawah pimpinan Jenderal Marinir Thomas Waldhauser, yang mulai memegang kendali tugas kurang dari sebulan yang lalu.

Berasal dari konsep demonstran yang dikirim ke Angkatan Darat AS pada tahun 1962, AH-1W Super Cobra yang didasarkan pada UH-1 Huey adalah helikopter serangan pertama di dunia. Marinir telah menerbangkan AH-1W Super Cobra sejak 1986. AH-1W terakhir disampaikan pada tahun 1998.

AH-1W digantikan oleh AH-1Z, mulai tahun 2006 sebagai bagian dari program produksi ulang. AH-1W terakhir diharapkan akan diganti pada tahun 2020.

SuperCobra membentuk tulang punggung dari Korps Marinir dan bertindak sebagai on platform dukungan udara untuk Marinir. Cobra juga digunakan untuk koordinasi serangan darat, dengan pilot mengarahkan serangan artileri atau mortir di posisi sambil mengorbit di atas medan perang.

Super Cobra adalah yang helikopter serangan pertama yang memenuhi syarat untuk memawa rudal udara ke udara Sidewinder dan rudal anti-radiasi Sidearm. Sementara Sidewinder AIM-9L adalah rudal uara ke udara jarak pendek yang diproduksi oleh Lockheed Martin dan Raytheon. Rudal ini memiliki jangkauan 15 km.