Malapetaka menghantam India dan pembuat kapal DCNS Prancis. Lebih dari 22.000 halaman dokumen detail tentang kemampuan tempur dari enam kapal selam kelas Scorpene India yang dirancang oleh pembuat kapal DCNS bocor.
Data untuk proyek India pada 2011 dan diduga dihapus oleh seorang mantan perwira Angkatan Laut Prancis yang merupakan subkontraktor DCNS. Data itu kemudian dilaporkan dibawa ke sebuah perusahaan Asia Tenggara dan kemudian ke perusahaan Australia.
“Ini masalah serius yang berkaitan dengan program Scorpene India, otoritas nasional Prancis untuk pertahanan keamanan secara resmi akan menyelidiki dan menentukan sifat yang tepat dari dokumen yang bocor,” kata juru bicara DCNS mengatakan dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutih The Australian Rabu 23 Agustus 2016.
Perusahaan pembangunan kapal milik pemerintah Prancis DCNS merancang enam kapal selam kelas Scorpene untuk India dengan harga US$3,5 miliar dolar. Kapal-kapal yang sedang dibangun di Dock pembuat kapal Mazagon di Mumbai.
The Australian melaporkan data yang bocor meliputi “kemampuan tempur paling sensitif” dari armada kapal selam India dan akan menjadi data emas bagi saingan strategis merka yakni China dan Pakistan.
“Data ini memaparkan tentang di mana awak kapal selam dapat berbicara dengan aman untuk menghindari deteksi musuh,” kata laporan itu.
Dokumen yang bocor juga berisi tentang frekuensi di mana kapal selam mengumpulkan data intelijen, tingkat kebisingan kapal selam pada berbagai kecepatan, kedalaman menyelam, jangkauan dan daya tahan, magnetik, elektromagnetik dan data infra-merah.
Selain itu data juga berisi spesifikasi dari sistem peluncuran torpedo kapal selam, apa yang dibutuhkan kondisi untuk menggunakan periskop, dan spesifikasi kebisingan baling-baling ini.
“Tidak jelas seberapa luas data telah dibagikan ke perusahaan di Asia atau apakah telah diperoleh oleh badan-badan intelijen asing,” kata laporan The Australian.
The Australian telah melihat 4.457 halaman tentang sensor bawah air kapal selam, 4.209 halaman pada sensor di atas airnya, 4.301 halaman pada sistem manajemen tempur, 493 halaman pada sistem peluncuran torpedo dan spesifikasi, 6.841 halaman pada sistem komunikasi kapal selam dan 2.138 pada sistem navigasi.
Surat kabar itu menghapus beberapa bagian dari dokumen yang bocor karena sangat sensitive.
Belum jelas apakah kebocoran ini terjadi di sisi India atau Prancis, tapi The Australian menunjukkan sangat mungkin kebocoran dari Prancis karena dokumen yang bocor juga berisi “file rahasia DCNS lain tentang rencana untuk menjual frigat Prancis ke Chili dan penjualan kapal amfibi kelas Mistral ke Rusia. ” Proyek-proyek ini tidak terkait dengan India India.
Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar kepada wartawan mengaku telah mengetahui kabar tersebut.
Dia diberi tahu tentang kebocoran sekitar tengah malam, dan ia telah meminta Kepala Angkatan Laut untuk mengidentifikasi apa saja data yang bocor. “Langkah pertama adalah mengidentifikasi jika terkait dengan kami, dan lagi pula tidak 100% data bocor,” katanya kepada ANI, Rabu.