
Peningkatan ukuran, daya tembak, serta jangkauan kapal selam Rusia adalah langkah-langkah yang ditempur Rusia untuk bangkit kembali. Sepanjang Perang Dingin, AL Amerika kerap memamerkan kemampuan kapal selam mereka yang lebih tenang, yang diam-diam juga tak dibantah oleh Soviet.
Dengan keterbukaan Rusia, kemampuan sesungguhnya kapal selam juga ikut terbuka. Para pengemudi kapal selam Rusia sering menuturkan kisah bagaimana mereka hampir menggores lambung kapal AS tanpa disadari pihak Amerika. Ini mungkin akan menjadi hal nyata.
Rusia telah menempatkan kapal selam tempur dan misilnya dengan skala yang sulit disusul Amerika, kata Komandan Angkatan Laut AS di Eropa Laksamana Mark Ferguson pada CNN. Menurutnya, Moskow menempatkan kapal selam baru yang lebih sulit dilacak dan dideteksi oleh AL Amerika.
Mereka lebih tenang, memiliki persenjataan lebih canggih, dan jangakauan operasi yang lebih luas, terang Ferguson. “Kapal selam yang kami lihat jauh lebih siluman,” kata Laksamana Ferguson. “Kami lihat Rusia punya sistem senjata yang lebih unggul, sistem misil yang bisa menyerang darat dalam jarak jauh, dan kami juga melihat keandalan operasional mereka lebih baik karena mereka bergerak lebih jauh dari perairan mereka sendiri.”
Laksamana Punawirawan James Stavridis, mantan komandan NATO menambahkan, “Kami tak bisa memantau aktivitas kapal selam Rusia seratus persen sekarang ini.”
Kini, ada rencana untuk mengembangkan kapal selam nuklir multifungsi kelas baru, dengan tujuan membangun sesuatu yang lebih murah dan kecil dari kelas Yasen. Kapal tersebut bisa berupa kapal selam penyerang dengan persenjataan misil yang lebih sedikit, dibanding kapal Amerika kelas Virginia. AL Rusia berharap bisa memulai pembangunan kapal ini pada 2016, dengan target menciptakan 16 – 18 buah kapal.
Sementara, AL Amerika memiliki 53 kapal selam di gudangnya, namun karena pelucutan dan keputusan anggaran, angka tersebut akan turun menjadi 41 buah pada akhir 2020-an. Hal ini jelas menunjukkan AL Amerika akan tertinggal dari Armada Rusia.