Perkembangan terkini rudal balistik dan teknologi hulu ledak menunjukkan bahwa China tidak hanya memiliki hulu ledak rudal yang bisa dikendalikan, jika juga dipasang pada, rudal jarak jauh baru hingga dapat menembak kapal induk Amerika atau target yang lebih kecil dari jarak 3.000 kilometer. Berbagai komponen sistem tersebut mulai muncul lebih dari satu dekade lalu.
Pada tahun 2010 AS percaya bahwa China memiliki rudal balistik DF-21 dengan hulu ledak konvensional yang bisa memukul kapal induk Amerika pada jarak 1.500 kilometer. Tidak ada bukti bahwa sistem tersebut benar-benar ada dan bisa diterapkan. Tapi selama beberapa tahun terakhir senjata ini mulai muncul dalam kondisi kerja. Ancaman terbaru tidak hanya untuk kapal induk di laut tetapi untuk pangkalan utama Amerika di Pasifik, terutama Guam.
Situasi ini mulai serius pada tahun 2014 ketika China mengungkapkan (secara tidak sengaja) keberadaan DF-26 IRBM (Intermediate Range Ballistic Missile). Rudal ini memiliki jangkauan 3.500 kilometer dan didasarkan pada DF-21. Sudah ada laporan dari rudal tersebut sejak 2007 dan DF-26C tampaknya masuk layanan beberapa saat setelah 2010.
DF-26C sangat penting karena memiliki rentang yan gmampu memukul pangkalan militer Amerika Guam di Pasifik Tengah. Berbekal hulu ledak konvensional bermanuver sebuah DF-26 bisa mengambil kunci instalasi militer Amerika di Guam jika sejumlah rudal ini digunakan bersamaan yang akan membanjiri sistem anti-rudal Amerika yang ada di sana. .
Pada awal 2016 China mengungkapkan bahwa mereka telah menyempurnakan teknologi untuk hulu ledak rudal balistik bermanuver. Beijing menyatakan hal ini setelah terungkap sejak 2014 China telah melakukan enam tes peluncuran hulu ledak bermanuver untuk rudal balistik. Lima dari enam tes yang sukses dan “kendaraan luncur hipersonik” secara resmi dikenal sebagai DF-ZF.
DF-ZF awalnya dikembangkan sat China berusaha untuk menyempurnakan rudal balistik versi DF-21 yang dapat menghantam kapal perang bergerak di laut. DF-21 memiliki berat 15 ton, rudal dua tahap berbahan bakar padat dengan panjang 10,7 meter dan diamater 140 cm. Rudla DF-21d (yang juga dikenal sebagai carrier killer) menggunakan hulu ledak DF-ZF juga lebih sulit untuk anti-rudal memukul dan juga dapat digunakan untukk menghantam satelit orbit rendah serta target darat dan kapal perang yang bergerak.