Korea Utara mengatakan mereka telah melanjutkan produksi plutonium dengan cara memproses ulang batang bahan bakar yang telah terpakai dan tidak berencana untuk menghentikan uji coba nuklir jika ancaman Amerika Serikat masih ada.
Kantor berita Jepang, Kyodo Rabu 17 Agustus 2016 melaporkan Institut Energi Atom Korea Utara, yang memiliki wewenang atas fasilitas nuklir utama mereka, Yongbyon bahwa mereka telah memproduksi uranium yang diperkaya, yang diperlukan untuk pembuatan persenjataan dan pembangkit listrik tenaga nuklir “seperti yang dijadwalkan”.
“Kami telah memproses ulang batang bahan bakar nuklir yang telah terpakai dari sebuah moderator grafit suatu reaktor,” institut itu mengatakan kepada Kyodo dalam sebuah wawancara tertulis.
Pihak institut tidak menyebutkan jumlah plutonium atau uranium yang diperkaya yang telah mereka produksi, Kyodo mengatakan.
Badan pengawas nuklir PBB, Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pada Juni bahwa Korea Utara tampak telah membuka kembali pembangkit listrik di Yongbyon untuk memproduksi plutonium dari bahan bakar yang telah terpakai dari sebuah reaktor yang menjadi inti senjata atom mereka.
Korea Utara berjanji pada 2013 lalu untuk menjalankan kembali seluruh fasilitas nuklir mereka, termasuk reaktor utama mereka di Yongbyon yang telah ditutup.
Korea Utara telah mengatakan pada September bahwa Yongbyon telah beroperasi dan lokasi itu bekerja untuk meningkatkan “kualitas dan jumlah” senjata nuklir mereka.
Korea Utara melaksanakan uji coba nuklir mereka yang keempat pada Januari.
Menurut Kyodo, institut Korea Utara itu mengatakan bahwa mereka telah berhasil membuat persenjataan nuklir yang “lebih ringan dan beragam,” dan mereka tidak memiliki niat untuk menghentikan uji coba nuklir.
“Di bawah keadaan bahwa Amerika Serikat terus mengancam kami dengan senjata nuklir, kami tidak akan menghentikan uji coba nuklir,” institut itu dikutip oleh Kyodo.
Korea Utara juga akan membangun sebuah reaktor nuklir bertenaga 100.000 kilowatt untuk uji coba, mengutip institut tersebut, namun tidak memberikan perincian lanjut.
Hanya sedikit yang diketahui dari jumlah uranium atau plutonium untuk senjata yang dimiliki Korea Utara, atau kemampuan untuk membuatnya, meskipun plutonium dari bahan bakar yang telah terpakai di Yongbyon diyakini secara luas telah digunakan dalam bom-bom nuklir mereka.
Korea Utara berada di bawah tekanan internasional yang lebih ketat atas program senjata nuklir mereka, termasuk sejumlah sanksi PBB baru yang lebih tegas pada Maret lalu, yang didukung oleh sekutu besar mereka satu-satunya, China.