Korea Utara menyerukan kepada Jerman untuk membatalkan rencana pengiriman rudal jelajah udara ke darat Taurus ke Korea Selatan. , Kedubes Korea Utara di Rusia, Selasa.
Laporan pekan lalu menyebutkan Seoul berencana untuk menyebarkan puluhan rudal jelajah Taurus buatan Jerman pada akhir tahun ini.
“Jika benar, keputusan Jerman adalah tindakan yang melanggar perdamaian dan mengabaikan undang-undang nasional yang melarang ekspor senjata ke daerah konflik, dan akan meningkatkan ketegangan situasi di semenanjung Korea lebih,” kata Kedutaan Korea Utara di Rusia dalam sebuah pernyataan yang diperoleh oleh RIA Novosti Selasa 16 Agustus 2016.
Pernyataan itu menekankan bahwa penjualan rudal Jerman ke Korea Selatan melanggar perdamaian di semenanjung Korea dan harus dihentikan segera.
F-15K Slam Eagle dirancang untuk menembus sistem pertahanan udara Korea Utara dan dapat menghancurkan fasilitas militer besar. Jika dipersenjatai dengan rudal Taurus, pesawat dapat menekan ibukota Korea Utara Pyongyang saat terbang di atas Daejeon, 164 kilometer selatan Seoul.
Jet juga bisa menembakkan Taurus di Laut Timur dan memukul fasilitas peluncuran rudal Utara di Hwadae, di bagian utara dari Korea Utara.
Rudal akan membentuk sistem senjata inti untuk “rantai membunuh” sistem pertahanan Seoul. Rantai membunuh bertujuan untuk meningkatkan kemampuan negara guna mendeteksi dan menghancurkan senjata pemusnah massal Korea Utara.
Jika rudal Taurus, dengan kisaran lebih dari 500 km dikirim ke Seoul maka Korea Selatan akan menjadi negara pertama di Asia yang memiliki jet tempur yang dilengkapi dengan sistem canggih ini
Taurus memiliki panjang 5,1 meter dan berat 1.400 kilogram. Sistem ini memiliki 480 kg hulu ledak dan bisa terbang serendah 40 m dari tanah pada kecepatan Mach 0,95 yang dapat memungkinkan untuk menghindari radar musuh.