China menguji 21 jenis perlengkapan baru keamanan, termasuk pesawat nirawak, dalam pelatihan anti-teror di Xinjiiang, China barat.
Media China melaporkan Selasa 16 Agustus 2016 China memperkuat keberadaannya di wilayah rentan sengketa itu.
Ratusan orang tewas dalam beberapa tahun belakangan di Xinjiang, yang kaya sumber daya dan memiliki posisi strategis di perbatasan Asia tengah, tempat terjadi sengketa antara kalangan Uighur, yang menyebut tempat itu sebagai tanah air mereka, dengan kalangan China, yang sebagian besar suku Han.
Pemerintah menyalahkan sengketa itu kepada pegaris keras, meskipun kelompok hak asasi dan pengasingan mengatakan ada kemarahan terhadap kendali China di wilayah itu dan terhadap kebudayaan Uighur, yang menjadi penyebab kekacauannya. China menyangkal segala bentuk penekanan di Xinjiang.
Pelatihan itu diadakan lima hari di sekitar kota Kashgar, Hotan dan Aksu, kata “Harian Tentara Pembebasan Rakyat”, di Xinjiang selatan, yang menjadi pusat kalangan Uighur dan di garis depan keamanan China.
Kantor berita Xinhua mengatakan bahwa pelatihan itu melibatkan lebih dari 3.000 orang dan menjadi bagian dari usaha untuk memerangi serangan teroris.
Perlengkapan yang diujicobakan termasuk di antaranya adalah sejumlah helikopter serbu dan kendaraan serbu multi-medan. “Pelatihan itu memperkuat sistem anti-terorisme negara dan memeriksa kemampuan tempur peralatan anti-teror,” katanya.
“Pelatihan itu juga memeriksa kemampuan pasukan untuk menjalankan misi dalam keadaan yang rumit, seperti di wilayah pegunungan yang dingin, di padang pasir dan wilayah permukiman”.
Xinjiang pada umumnya tenang pada tahun ini, tidak ada laporan terkait serangan besar atau kejadian berdarah lain.