Perang AS dan China akan Sangat Merusak dan Berlarut-Larut
Su-30 China /Xinhua

Perang AS dan China akan Sangat Merusak dan Berlarut-Larut

Jika perang antara China dan AS benar-benar pecah maka itu akan sangat merusak dan berlarut-larut. Dengan kemampuan Beijing sekarang ini, Washington tidak akan mampu melaksanakan semua rencana dan taktik perangnya.

Mantan penasihat kepala intelijen Presiden AS Barack Obama, David Gompert menyampaikan peringatan itu dalam laporan dari Rand Corporation yang ditugaskan oleh Angkatan Darat AS.

“Perang antara Amerika Serikat dan China bisa begitu menghancurkan bagi kedua negara, untuk Asia Timur, dan untuk dunia yang mungkin tampak tak terpikirkan. Amerika Serikat tidak bisa lagi menjadi begitu yakin bahwa perang akan mengikuti rencana dan meraih kemenangan yang menentukan , “tulis  Gompert.

Laporan itu memprediksikan bahwa dengan kemungkinan perekonomian China menyalip AS pada tahun 2025, dan dengan kemajuan teknologi China, kesenjangan militer antara AS dan China semakin sempit.

“Meski China tidak diyakini memiliki keunggulan militer, kemungkinan perang akan berlangsung berkepanjangan dan merusak.”

“Kemajuan teknologi China telah sangat mengesankan dalam satu atau dua dekade terakhir. Apakah mereka akan mencapai paritas dengan AS, saya kira kita tidak pernah tahu. Hanya ada satu cara untuk mengetahui,” kata Profesor Steve Tsang, seorang ahli politik China dan peneliti di di Chatham House kepada Sputnik Senin 15 Agustus 2016.

Tentu saja, laporan yang dikeluarkan Senin 15 Agustus diharapkan akan mendorong semua pihak sedikit meredakan saraf ketegangan di Pasifik.

China telah mempertahankan komitmen untuk klaim teritorial di Laut China Selatan yang menggerahkan para tetangganya dan Amerika.

Pada bulan April tahun ini, Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida, menuduh China membuat dunia “khawatir.” Dalam pidato untuk di depan para pengusaha Kishida mengatakan: “Peningkatan pesat dan rahasia pengeluaran militer (China) dan upaya sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan  dengan tujuan membangun negara maritim yang kuat tidak hanya menjadikan Jepang khahwatir, tapi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan masyarakat internasional. ”

China dan Jepang memiliki sengketa kedaulatan atas kelompok pulau tak berpenghuni Laut China Timur.

Beijing juga bersengketa dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam di Laut China Selatan.