Site icon

Dua Alasan ini Menjadikan Su-35 Layak Disebut Jet Tempur Generasi 4++

Su-35 Flanker-E merupakan jet tempur paling baru di armada Rusia. Pesawat ini merupakan pegnembangan dari Su-27 yang lahir era Perang Dingin.

Pesawat sudah melakukan debutnya di medan perang sebenarnya ketika ikut dikirim dalam misi serangan udar Rusia di Suriah Pesawat tempur baru ini dipersenjatai dengan meriam GSH-301 30 mm dengan 1.500 putaran per menit. Su-35 juga dapat membawa rudaludara ke udara, rudal anti  kapal dan rudal jelajah anti kapal selam serta bom dipandu.

Dunia mengakui Su-35S merupakan pesawat generasi 4++ atau sedikit di bawah jet tempur generasi kelima.

Pertanyaannya apa yang menjadikan Su-35S berhak untuk masuk ke jajaran generasi ini? Sedikitnya ada dua alasan.

 

1. Radar Irbis

Radar Irbis

 

Sistem radar Su-35 dapat mendeteksi target pada jarak hingga 400 kilometer, serta melacak target udara dan terlibat hingga delapan target secara bersamaan. Sukhoi Su-35S telah berutang kemampuan ini pada Irbis phased-array radar control system.

Sistem state-of-the-art memungkinkan Sukhoi Su-35S untuk cepat mendeteksi dan sekaligus melacak hingga empat target darat atau sampai dengan 30 target udara, serta terlibat hingga delapan target udara dari waktu yang sama. Selain itu, sistem kontrol radar memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi teman atau musuh pada objek udara dan maritim, mampu mengidentifikasi kelas dan jenis target udara dan dapat mengambil foto udara dari tanah.

Sistem ini dapat digunakan dalam segala cuaca baik siang ataupun malam, dan tetap efektif ketika menghadapi gangguan, baik alamiah maupun yang dilakukan oleh musuh dengan sistem peperangan elektronik.

Osilator dengan output daya puncak 20 kW yang digunakan dalam radar pasif array yang membuat sistem kontrol radar Irbis yang paling kuat di dunia. Sistem radar Sukhoi Su-35S disebut setara dengan desain stat-of-the-art terbaik milik negara lain seperti AS dan Eropa. Ini adalah alasan pertama kenapa pesawat ini masuk kelas 4++

2. Rudal Khibiny

Rudal Khibiny: Teror dari Destroyer

 

Alasan kedua kenapa Su-35S masuk generasi 4++ adalah sistem sistem peperangan elektronik state-of-the-art. Alat ini relatif kecil dalam bentuk torpedo dipasang pada ujung sayap pesawat dan membuat jet kebal terhadap semua sistem elektronik musuh baik dari pesawat maupun darat. Setelah kru menerima serangan peringatan rudal, Khibiny datang ke dalam tindakan dan mencakup misi tempur dengan pelindung radio elektronik, yang mencegah rudal mencapai target dan membuatnya menyimpang dari target. Khibiny meningkatkan survivability pesawat hingga 25-30 kali.

Sistem di atas pernah digunakan dalam insiden terkenal dengan USS Donald Cook di Laut Hitam pada 12 April 2014. Saat itu, laporan media menyatakan bahwa Sukhoi Su -24 Rusia, dilengkapi dengan sistem jamming terbaru, telah melumpuhkan sistem yang manajemen tempur paling modern Amerika, Aegis, yang dipasang pada USS Donald Cook.

Penggunaan mesin dengan daya dorong tinggi merupakan faktor signifikan lain yang membedakan Sukhoi Su-35 dari pendahulunya, Su-27. Mesin baru dikembangkan oleh NPO Saturn, anak perusahaan UEC, dan dikenal dengan sebutan 117.

Mesin baru pada dasarnya merupakan upgrade signifikan dari mesin AL-31F, dengan teknologi generasi kelima digunakan dalam upgrade. Upgrade telah meningkatkan daya dorong mesin hingga 16%  menjadi 14.500 kgf dengan afterburner dan 8.800 kgf dalam daya dorong kering maksimum.

Exit mobile version