Tokyo berencana mengembangkan rudal darat ke laut baru yang akan memiliki jangkauan 300 kilometer (186 mil). Sistem ini akan ditempatkan di pulau-pulau seperti Miyako di Prefektur Okinawa pada 2023 dan akan mencakup penduduk rantai kepulauan yang jadi inti sengketa teritorial antara Tokyo dan Beijing.
Surat kabar yang berbasis di Tokyo Yomiuri Shimbun melaporkan Minggu 14 Agustus 2016 senjata direncanakan akan diinstal di di pulau-pulau seperti Miyako yang terletak di paling selatan prefektur Okinawa Jepang pada 2023. Rentang ini akan mencakup gugusan pulau, yang dikenal sebagai pulau Senkaku di Jepang yang di China dikenal dengan Kepulauan Diaoyu.
“Mengingat tindakan China berulang kali melakukan provokasi di sekitar kepulauan Senkaku, Jepang bertujuan untuk meningkatkan pencegahan dengan meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh,” tulis surat kabar itu.
Rudal akan dikembangkan oleh Jepang dan akan menggunakan bahan bakar padat. Biaya untuk pembangunan akan menjadi bagian dari permintaan anggaran Kementerian Pertahanan untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2018.
Ketegangan meningkat antara kedua negara terkait rantai pulau tak berpenghuni menyusul ditemukannya cadangan minyak bawah laut yang potensial pada tahun 1968 di daerah tersebut dan transfer kontrol administratif pulau dari AS ke Jepang pada 1971.
China mengklaim menemukan pulau tersebut sekaligus memilikinya pada abad ke-14, sementara Jepang mengklaim kepemilikan pulau-pulau itu sejak 1895 sampai penyerahan diri mereka pada akhir Perang Dunia II.
China dan Taiwan menganggap pulau-pulau adalah bagian dari Taiwan. Taiwan menyerahkan ke Jepang dalam Perjanjian Shimonoseki pada tahun 1895, setelah perang China-Jepang.
Setelah Jepang menyerah kepulauan diberikan oleh AS sebagai bagian dari Administrasi Sipil Amerika Serikat Kepulauan Ryukyu dari 1945 sampai tahun 1971, ketika pulau-pulau kembali ke kontrol Jepang berdasarkan Perjanjian Pengembalian Okinawa antara Amerika Serikat dan Jepang.
Setelah Perang Dunia II, Jepang meninggalkan klaim di sejumlah wilayah dan pulau-pulau termasuk Taiwan melalui Perjanjian San Francisco 1951.
Pulau-pulau ini kemudian berada di bawah perwalian AS dan dikembalikan ke Jepang pada tahun 1971 di bawah kesepakatan Okinawa.
China mengatakan bahwa ketika Taiwan telah dikembalikan ke dalam Perjanjian San Francisco, pulau-pulau seharusnya dikembalikan juga.
Hubungan antara Jepang dan China mengalami penurunan tajam pada tahun 2012 ketika Jepang membeli tiga pulau Laut China Timur dari kepemilikan pribadi
Kesepakatan itu membuat marah China, yang memicu protes publik dan diplomatik. Sejak itu, kapal-kapal pemerintah China telah dilaporkan berlayar masuk dan keluar dari apa yang Jepang mengatakan sebagai perairan teritorialnya di sekitar pulau.