
Eagle bukan pesawat ecek-ecek dalam urusan manuver. Pesawat ini menjadi salah satu desain pertama yang membuktikan pesawat tempur berat masih bisa melakukan manuver yang sangat ketat, dan hemat energi serta kemampuan cepat dalam mendaki. Kemampuan ini didapat berkat low wing loading dan high thrust to weight ratio.
Namun, Su-35 memiliki kelas tersendiri. Menggunakan vector-thrust turbofans yang berarti nozel mesin dapat dapat bergerak secara independen untuk memungkinkan melakukan manuver tajam dan mempertahankan sudut serangan tinggi (di mana hidung pesawat menunjuk ke arah yang berbeda dengan gerak pesawat) yang tidak semua pesawat bisa melakukan.
Su-35 akan menari di sekitar F-15 dalam pertempuran udara kecepatan rendah.
Dalam hal senjata, F-15 dan Su-35 lebih berimbang dengan rudal pencari panas AIM-9X (F-15) dan R-73 (Su-35). Kedua jenis rudal bisa ditembakkan “off-boresight” pada sasaran di luar kerucut frontal pesawat melalui helmet-mounted sights. Rudal tersebut diyakini memiliki probabilitas membunuh 70-80 persen.
Efektivitas mematikan rudal udara ke udara jarak pendek dan fakta bahwa pesawat tidak lagi perlu menunjuk lawan mereka untuk meluncurkan rudal mereka, benar-benar dapat mengurangi manfaat dari keunggulan manuver dalam pertemuan jarak dekat.