Operasi Wooden Leg adalah operasi yang dilakukan Angkatan Udara Israel untuk menyerang kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Tunisia. Operasi yang digelar 30 tahun lalu ini menjadi misi udara terpanjang yang pernah dilakukan jet tempur Israel dengan menempuh jarak 2.000 km.
Pada September 1985, Brigadir Jenderal (Res/purn) Avner Naveh mendapat perintah dari Komandan IAF, Mayjen (Res) Amos Lapidot untuk membangun sebuah model serangan jarak jauh dengan amunisi GBU-15 dengan skuadron yang dipimpinnya.
Dia tidak pernah berharap bahwa 10 setelah pertemuan itu, ia akan terbang dalam formasi tidak dalam latihan, tetapi sebagai bagian dari sortie serangan.
Pada 25September 1985 tiga personel PLO yang disebut “Angkatan 17” menguasai sebuah kapal pesiar Israel yang berlabuh di pelabuhan Larnaca di Siprus dan membunuh tiga warga Israel di kapal tersebut.
“Pada saat itu, tiga tahun setelah Perang Lebanon Pertama, serangan terhadap Israel meningkat dan salah satunya serangan di Larnaca”, kenang Kolonel (purn) Micky (Michael) Im, maka Komandan Skuadron F-15 “Knights of the Tail Twin” memulai Operasi “Wooden Leg”.
“Tunisia bukan target pertama, tapi sebuah kamp pelatihan PLO di Aden, Yaman menjadi target pertama. Tetapi 24 jam setelah perintah itu diberikan, diputuskan untuk mengubah target. Itu adalah keputusan strategis. Tunisia adalah target lebih menarik, sehingga serangan itu akan menjadi pesan kuat, ” kata Kolonel (purn) Im sebagaima dilansir www.iaf.org.il Selasa 26 Januari 2016.
“Awalnya kami berencana menyerang target yang berbeda yang kami tidak yakin itu diawaki, tetapi berubah sangat cepat menjadi Tunisia “, tambah Brigjen. Jenderal (purn) Avner Naveh yang merupakan Komandan Skuadron F-15 “Edge of the Spear”.